BOJONEGORO - Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro untuk meningkatkan kesejahteraan para petani setempat. Terbaru, Pemkab Bojonegoro merealisasikan sebanyak 19 mesin alat panen padi atau biasa disebut dengan combine harvester kepada kelompok tani di Bojonegoro.
Realisasi bantuan ini diharapkan bisa mempermudah para petani dalam memaneh hasil padi serta meningkatkan produksi pertanian mereka. Combine harvester sendiri merupakan alat panen, alat perontok padi, dan juga sebagai alat pembajak sawah.
Mesin combine harvester dapat meminimalisir jumlah bulir gabah yang terbuang, sehingga akan meningkatkan produksi pertanian. Selain itu, dapat menekan angka biaya tenaga kerja, serta mengefisiensikan usaha tani.
Kabid Sarana Prasarana dan Perlindungan Tanaman, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Retno Budi Widyanti mengatakan. Realisasi 19 combine tersebut terdiri dari masing-masing 16 combine harvester besar, 2 combine harvester di induk, dan 1 combine harvester kecil.
“Untuk penempatakan combine harvester baik ukuran besar maupun kecil, ditentukan dari tekstur tanah. Hal ini melihat tekstur tanah di kabupaten bojonegoro sebagian cenderung becek, dan membutuhkan combine besar, serta meminimalisir kerusakan,” terangnya kepada JTV, Rabu (15/03/2023).
Sementara pemanfaatan combine harvester sendiri, tidak hanya diperuntukkan bagi 1 kepompok tani. Melainkan dapat digunakan bagi kelompok tani manapun. “Selain itu, untuk biaya perawatan awal sudah ada garansi dari produsen, setelah itu biaya ditanggung oleh kelompok tani dari hasil penggunaan combine,” tutupnya. (red)
Realisasi bantuan ini diharapkan bisa mempermudah para petani dalam memaneh hasil padi serta meningkatkan produksi pertanian mereka. Combine harvester sendiri merupakan alat panen, alat perontok padi, dan juga sebagai alat pembajak sawah.
Mesin combine harvester dapat meminimalisir jumlah bulir gabah yang terbuang, sehingga akan meningkatkan produksi pertanian. Selain itu, dapat menekan angka biaya tenaga kerja, serta mengefisiensikan usaha tani.
Kabid Sarana Prasarana dan Perlindungan Tanaman, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Retno Budi Widyanti mengatakan. Realisasi 19 combine tersebut terdiri dari masing-masing 16 combine harvester besar, 2 combine harvester di induk, dan 1 combine harvester kecil.
“Untuk penempatakan combine harvester baik ukuran besar maupun kecil, ditentukan dari tekstur tanah. Hal ini melihat tekstur tanah di kabupaten bojonegoro sebagian cenderung becek, dan membutuhkan combine besar, serta meminimalisir kerusakan,” terangnya kepada JTV, Rabu (15/03/2023).
Sementara pemanfaatan combine harvester sendiri, tidak hanya diperuntukkan bagi 1 kepompok tani. Melainkan dapat digunakan bagi kelompok tani manapun. “Selain itu, untuk biaya perawatan awal sudah ada garansi dari produsen, setelah itu biaya ditanggung oleh kelompok tani dari hasil penggunaan combine,” tutupnya. (red)
