JOMBANG - Hampir seribu ekor sapi di Kabupaten Jombang, terserang wabah lumpy skin disease (LSD). Salah satu lokasi kandang sapi yang terkena LSD adalah milik peternak di Desa Ngrandulor, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang.
Sebanyak dua ekor sapi di kandang setempat mengalami gejala benjolan di sejumlah kulit tubuhnya. Mendapatkan laporan, Dinas Peternakan Jombang langsung melakukan pemeriksaan di lokasi.
Sapi-sapi ini dinyatakan menderita LSD atau biasa disebut gudik sapi, meskipun kondisinya masih aman karena masih mau makan.
Bajuri, pemilik sapi mengatakan, sudah seminggu ini sapi miliknya muncul benjolan di sejumlah kulitnya. Akibatnya dua ekor sapi ini malas untuk makan rumput yang sudah disediakan.
“Saat ini karena khawatir harganya semakin murah, banyak peternak yang terpaksa menjual hewan ternaknya,” ungkapnya kepada JTV, Rabu (15/03/2023).
Sementara itu, dokter hewan sekaligus Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Jombang, Aziz Daryanto mengatakan. Wabah LSD ini terdeteksi sudah menyebar di 14 kecamatan di Jombang. Pihaknya mengakui sebaran wabah yang disebabkan virus ini mencapai 938 dan sudah banyak yang mendapatkan vaksin penangananan.
“Dari jumlah kasus yang masuk rata-rata sudah dalam pemantauan dan pengobatan,” tegasnya.
Ia menambahkan, wabah LSD menular melalui vektor seperti nyamuk atau lalat yang baru menghinggapi sapi terkena virus. Saat vektor menempel dan mengingit sapi lain bisa menjadi media penularan.
“Untuk itu kami imbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan kepada petugas jika ternaknya mengalami gejala muncul bentol dikulit ternaknya biar bisa segera tertangani,” tutupnya. (ful/rok)
Sebanyak dua ekor sapi di kandang setempat mengalami gejala benjolan di sejumlah kulit tubuhnya. Mendapatkan laporan, Dinas Peternakan Jombang langsung melakukan pemeriksaan di lokasi.
Sapi-sapi ini dinyatakan menderita LSD atau biasa disebut gudik sapi, meskipun kondisinya masih aman karena masih mau makan.
Bajuri, pemilik sapi mengatakan, sudah seminggu ini sapi miliknya muncul benjolan di sejumlah kulitnya. Akibatnya dua ekor sapi ini malas untuk makan rumput yang sudah disediakan.
“Saat ini karena khawatir harganya semakin murah, banyak peternak yang terpaksa menjual hewan ternaknya,” ungkapnya kepada JTV, Rabu (15/03/2023).
Sementara itu, dokter hewan sekaligus Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Jombang, Aziz Daryanto mengatakan. Wabah LSD ini terdeteksi sudah menyebar di 14 kecamatan di Jombang. Pihaknya mengakui sebaran wabah yang disebabkan virus ini mencapai 938 dan sudah banyak yang mendapatkan vaksin penangananan.
“Dari jumlah kasus yang masuk rata-rata sudah dalam pemantauan dan pengobatan,” tegasnya.
Ia menambahkan, wabah LSD menular melalui vektor seperti nyamuk atau lalat yang baru menghinggapi sapi terkena virus. Saat vektor menempel dan mengingit sapi lain bisa menjadi media penularan.
“Untuk itu kami imbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan kepada petugas jika ternaknya mengalami gejala muncul bentol dikulit ternaknya biar bisa segera tertangani,” tutupnya. (ful/rok)