JOMBANG - Ino Prabowo, pemuda asal Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, membuat inovasi olahan ketan durian menjadi makanan ringan. Dengan mempekerjakan keluarga dan kerabatnya, pemuda 27 tahun ini setiap harinya disibukkan dengan banyaknya pesanan yang masuk.
Ino Prabowo saat ditemui JTV dikediamannya, Jumat (03/03/2023) mengaku, sengaja membuat inovasi untuk menampilkan durian dalam bentuk olahan. Banyaknya bahan baku membuat dirinya tidak kesulitan. Selain lebih ringan dan praktis, ketan durian yang dijual 35 perbok isi 10 buah ini lebih nyaman dibawa dalam perjalanan.
“Disini kan tempatnya durian mas, jadi saya punya ide buat ketan durian karena lebih praktis,” jelasnya.
Cara membuat jajanan ini, pertama-tama ketan matang berwarna hijau dicetak dalam wadah yang sudah disediakan. Untuk menambah aroma dan penampilan yang unik, pembungkus ketan sengaja memakai daun pandan. Dengan dibentuk sedemikian rupa, bungkus ini tampil lebih unik dan alami.
Sebelum dibungkus, ketan dalam cetakan ini terlebih dahulu ditutup dengan vla rasa durian. Untuk vla durian, pemilik usaha sengaja membuat vla dengan resep sendiri.
Banyaknya durian di Wonosalam membuat bahan baku durian tidak kesulitan. Durian yang sudah dikupas dipisahkan dari isinya. Setelah itu dihaluskan dengan blender kemudian diberi susu dan bahan baku lainnya. Aroma durian asli ini semakin terasa setelah dimasak matang cukup lama.
Sejak dipasarkan, permintaan jajanan yang terbilang baru ini langsung melejit. Saat ini permintaan berada dikisaran 250 sampai 500 bok dalam sehari. Pelanggan durian dari sejumlah kota di Jawa Timur bahkan luar Jawa Timur terus berdatangan karena penasaran dengan produk olahan durian khas Wonosalam yang sudah memiliki citarasa tersendiri.
“Sehari permintaan baik dari dalam Jawa Timur maupun luar Jawa Timur antara 250 sampai 500 box,” tutup Ino Prabowo. (ful/rok)
Ino Prabowo saat ditemui JTV dikediamannya, Jumat (03/03/2023) mengaku, sengaja membuat inovasi untuk menampilkan durian dalam bentuk olahan. Banyaknya bahan baku membuat dirinya tidak kesulitan. Selain lebih ringan dan praktis, ketan durian yang dijual 35 perbok isi 10 buah ini lebih nyaman dibawa dalam perjalanan.
“Disini kan tempatnya durian mas, jadi saya punya ide buat ketan durian karena lebih praktis,” jelasnya.
Cara membuat jajanan ini, pertama-tama ketan matang berwarna hijau dicetak dalam wadah yang sudah disediakan. Untuk menambah aroma dan penampilan yang unik, pembungkus ketan sengaja memakai daun pandan. Dengan dibentuk sedemikian rupa, bungkus ini tampil lebih unik dan alami.
Sebelum dibungkus, ketan dalam cetakan ini terlebih dahulu ditutup dengan vla rasa durian. Untuk vla durian, pemilik usaha sengaja membuat vla dengan resep sendiri.
Banyaknya durian di Wonosalam membuat bahan baku durian tidak kesulitan. Durian yang sudah dikupas dipisahkan dari isinya. Setelah itu dihaluskan dengan blender kemudian diberi susu dan bahan baku lainnya. Aroma durian asli ini semakin terasa setelah dimasak matang cukup lama.
Sejak dipasarkan, permintaan jajanan yang terbilang baru ini langsung melejit. Saat ini permintaan berada dikisaran 250 sampai 500 bok dalam sehari. Pelanggan durian dari sejumlah kota di Jawa Timur bahkan luar Jawa Timur terus berdatangan karena penasaran dengan produk olahan durian khas Wonosalam yang sudah memiliki citarasa tersendiri.
“Sehari permintaan baik dari dalam Jawa Timur maupun luar Jawa Timur antara 250 sampai 500 box,” tutup Ino Prabowo. (ful/rok)