BOJONEGORO - Di Kabupaten Bojonegoro, terdapat sebuah masjid tertua berusia tiga abad. Masjid tersebut adalah masjid jami' nurul huda yang ada di tepi Sungai Bengawan Solo, Desa Cangaan, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro.
Masjid yang dibangun tahun 1262 hijriyah tersebut, diyakini sebagai peninggalan kerajaan mataram islam. Hingga kini, masjid tersebut masih aktif digunakan oleh warga sekitar untuk beribadah.
Meski dikenal sebagai masjid tertua di Bojonegoro. Namun bangunan masjid kini sudah terlihat seperti masjid modern. Kesan pertama yang memperlihatkan keadaan masjid zaman dahulu terlihat pada daun pintu yang terbuat dari kayu jati tua terdapat tulisan huruf arab dan huruf aksara jawa di teras depan.
Sementara pada pintu masjid tertulis dua kalimat bertuliskan laailaha illallah di kanan, dan muhammad rasulullah di kiri, dengan tulisan arab gundul. Dibawahnya terdapat pula tulisan angka arab 1262 hijriyah, yang menunjukkan tahun dibuatnya. Selain itu ada 4 tiang besar yang terbuat dari kayu jati berusia ratusan tahun sebagai penyangga utama masjid.
Ketua Takmir Masjid Jami' Nurul Huda, Abdul Hakim mengatakan, sejak berdiri masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Pada renovasi ke 3 mulai diletakkan sebuah prasasti, yaitu ditulisnya tahun 1262 hijriyah di daun pintu masjid.
“Ini kemudian menjadi icon masjid yang masih dipertahankan hingga renovasi ke 5 sekarang,” terangnya kepada JTV, Jumat (24/03/2023).
Abdul Hakim menambahkan, selain mempunyai nilai sejarah, Masjid Jami' Nurul Huda pernah disinggahi oleh beberapa tokoh penting, mulai Kyai Haji Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama, hingga Kyai Haji Hasib Wahab Chasbullah yang meresmikan renovasi masjid ke 5.
“Ada sejumlah benda peninggalan pada zaman kerajaan Mataram Islam yang hingga kini masih tersimpan baik di Masjid Jami' Nurul Huda,” imbuhnya.
Diantaranya beduk masjid peninggalan Ki Ageng Wiroyudo, peti kayu jati yang diperkirakan usianya 342 tahun. Bahkan karpet Masjid Jami' Nurul Huda, yang pernah dipinjam di Pendopo Bojonegoro, digunakan untuk menyambut kedatangan Presiden Ir. Soekarno, saat ini masih ada dan tersimpan utuh di ruangan masjid.
“Saat ini juga masih terdapat sebuah bencet, atau petunjuk waktu sholat pada zaman dahulu, yang masih terawat berada di depan samping masjid,” ungkapnya.
Masjid Jami' Nurul Huda, dapat menampung para jama'ah hingga 700 orang dan kini masih aktif dipergunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah, serta kegiatan keagamaan lainnya. (lim/rok)
Masjid yang dibangun tahun 1262 hijriyah tersebut, diyakini sebagai peninggalan kerajaan mataram islam. Hingga kini, masjid tersebut masih aktif digunakan oleh warga sekitar untuk beribadah.
Meski dikenal sebagai masjid tertua di Bojonegoro. Namun bangunan masjid kini sudah terlihat seperti masjid modern. Kesan pertama yang memperlihatkan keadaan masjid zaman dahulu terlihat pada daun pintu yang terbuat dari kayu jati tua terdapat tulisan huruf arab dan huruf aksara jawa di teras depan.
Sementara pada pintu masjid tertulis dua kalimat bertuliskan laailaha illallah di kanan, dan muhammad rasulullah di kiri, dengan tulisan arab gundul. Dibawahnya terdapat pula tulisan angka arab 1262 hijriyah, yang menunjukkan tahun dibuatnya. Selain itu ada 4 tiang besar yang terbuat dari kayu jati berusia ratusan tahun sebagai penyangga utama masjid.
Ketua Takmir Masjid Jami' Nurul Huda, Abdul Hakim mengatakan, sejak berdiri masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Pada renovasi ke 3 mulai diletakkan sebuah prasasti, yaitu ditulisnya tahun 1262 hijriyah di daun pintu masjid.
“Ini kemudian menjadi icon masjid yang masih dipertahankan hingga renovasi ke 5 sekarang,” terangnya kepada JTV, Jumat (24/03/2023).
Abdul Hakim menambahkan, selain mempunyai nilai sejarah, Masjid Jami' Nurul Huda pernah disinggahi oleh beberapa tokoh penting, mulai Kyai Haji Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama, hingga Kyai Haji Hasib Wahab Chasbullah yang meresmikan renovasi masjid ke 5.
“Ada sejumlah benda peninggalan pada zaman kerajaan Mataram Islam yang hingga kini masih tersimpan baik di Masjid Jami' Nurul Huda,” imbuhnya.
Diantaranya beduk masjid peninggalan Ki Ageng Wiroyudo, peti kayu jati yang diperkirakan usianya 342 tahun. Bahkan karpet Masjid Jami' Nurul Huda, yang pernah dipinjam di Pendopo Bojonegoro, digunakan untuk menyambut kedatangan Presiden Ir. Soekarno, saat ini masih ada dan tersimpan utuh di ruangan masjid.
“Saat ini juga masih terdapat sebuah bencet, atau petunjuk waktu sholat pada zaman dahulu, yang masih terawat berada di depan samping masjid,” ungkapnya.
Masjid Jami' Nurul Huda, dapat menampung para jama'ah hingga 700 orang dan kini masih aktif dipergunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah, serta kegiatan keagamaan lainnya. (lim/rok)