BOJONEGORO - Puluhan pengurus Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hok Swie Bio, melakukan aksi penolakan eksekusi di halaman tempat ibadah setempat, di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kelurahan Banjarejo, Kabupaten Bojonegoro, selasa (07/03/2023) pagi.
Dalam aksinya itu, umat serta pengurus Yayasan TITD Hok Swie bio melakukan penolakan eksekusi dengan menghadang para pihak baik Pengadilan Negeri Bojonegoro, maupun pihak dari Gandi Koesmanto alias Go Kian An, selaku pemohon eksekusi di depan pintu gerbang.
Humas TITD Hok Swie Bio Bojonegoro, Tio Hun Pa menjelaskan, dirinya akan melaksanakan musyawarah umat dan mengundang semua pihak seperti pengadilan negeri dan juga Go Kian An selaku penggugat, untuk menyelesaikan persoalan ini secara damai.
Pasalnya, aset yang disengkatan ini merupakan milik umat, bukan milik pribadi atau perseorangan. Selain itu, Tio Hun Pa menegaskan bahwa putusan obyek sengketa tidak sama.
“Ini aset milik umat, bukan milik pribadi. Saya lihat juga ada beberapa kejanggalan dari persoalan ini di pengadilan kok sampai dilakukan eksekusi,” tegasnya.
Sementara itu, Panitera Pengadilan Negeri Bojonegoro Victorman Tanobadodo Mendrofa mengatakan, hasil pelaksanaan eksekusi ini berupa penyerahan obyek eksesusi 3 sertifikat. Akan tetapi dari pihak termohon tidak mau menyerahkan.
“Meski sempat mendapat penolakan dan protes dari pengurus, proses pembacaan eksekusi berjalan lancar hingga selesai,” tutupnya. (edo/rok)
Dalam aksinya itu, umat serta pengurus Yayasan TITD Hok Swie bio melakukan penolakan eksekusi dengan menghadang para pihak baik Pengadilan Negeri Bojonegoro, maupun pihak dari Gandi Koesmanto alias Go Kian An, selaku pemohon eksekusi di depan pintu gerbang.
Humas TITD Hok Swie Bio Bojonegoro, Tio Hun Pa menjelaskan, dirinya akan melaksanakan musyawarah umat dan mengundang semua pihak seperti pengadilan negeri dan juga Go Kian An selaku penggugat, untuk menyelesaikan persoalan ini secara damai.
Pasalnya, aset yang disengkatan ini merupakan milik umat, bukan milik pribadi atau perseorangan. Selain itu, Tio Hun Pa menegaskan bahwa putusan obyek sengketa tidak sama.
“Ini aset milik umat, bukan milik pribadi. Saya lihat juga ada beberapa kejanggalan dari persoalan ini di pengadilan kok sampai dilakukan eksekusi,” tegasnya.
Sementara itu, Panitera Pengadilan Negeri Bojonegoro Victorman Tanobadodo Mendrofa mengatakan, hasil pelaksanaan eksekusi ini berupa penyerahan obyek eksesusi 3 sertifikat. Akan tetapi dari pihak termohon tidak mau menyerahkan.
“Meski sempat mendapat penolakan dan protes dari pengurus, proses pembacaan eksekusi berjalan lancar hingga selesai,” tutupnya. (edo/rok)
