JOMBANG - Datangnya bulan suci ramadhan, menjadi berkah tersendiri bagi produsen cincau hitam atau janggelan di Desa Plandi, Kecamatan Jombang Kota, Kabupaten Jombang, senin (27/03/2023). Banyaknya pesanan, membuat home industri janggelan ini kuwalahan. Bahkan, tingginya permintaan membuat omzet dagangan meningkat hingga 500 persen.
Menurut pemilik usaha janggelan, Abdul Rokhim, bahan utama janggelan adalah daun tanaman mesona palustris. Daun kering yang didatangkan dari Ponorogo ini dimasak dalam suhu panas yang cukup tinggi.
Setelah sari daun ini tersaring, pemilik usaha langsung menambahkan bahan tepung kanji sebelum masuk ke cetakan. Cairan hitam ini masuk ke kotak kotak yang siap dipasarkan ke sejumlah pelanggannya.
“Sejak puasa hari pertama permintaan janggelan meningkat. Jika hari biasa dirinya hanya memproduksi 20 kotak cetakan, kini permintaan sudah tembus hingga 100 cetakan,” terangnya kepada JTV.
Setiap cetakan janggelan, dirinya menjual dengan harga 50 ribu rupiah perkotak. Sementara untuk pasar, ia hanya melayani permintaan dalam kota yang sudah cukup tinggi.
Abdul Rokhim mengaku, sudah puluhan tahun silam menekuni usaha produksi janggelan. Dengan melibatkan anak menantunya, usaha ini kini menjadi tumpuan keluarga. Moment puasa memang menjadi ladang rejekinya yang selalu meningkat.
“Puasa harga tidak naik karena seluruh bahan baku masih didapatkan dengan mudah. Untuk barang produksinya selama ini cukup untuk melayani konsumen dalam kota di sekitaran Jombang,” tutupnya. (ful/rok)
Menurut pemilik usaha janggelan, Abdul Rokhim, bahan utama janggelan adalah daun tanaman mesona palustris. Daun kering yang didatangkan dari Ponorogo ini dimasak dalam suhu panas yang cukup tinggi.
Setelah sari daun ini tersaring, pemilik usaha langsung menambahkan bahan tepung kanji sebelum masuk ke cetakan. Cairan hitam ini masuk ke kotak kotak yang siap dipasarkan ke sejumlah pelanggannya.
“Sejak puasa hari pertama permintaan janggelan meningkat. Jika hari biasa dirinya hanya memproduksi 20 kotak cetakan, kini permintaan sudah tembus hingga 100 cetakan,” terangnya kepada JTV.
Setiap cetakan janggelan, dirinya menjual dengan harga 50 ribu rupiah perkotak. Sementara untuk pasar, ia hanya melayani permintaan dalam kota yang sudah cukup tinggi.
Abdul Rokhim mengaku, sudah puluhan tahun silam menekuni usaha produksi janggelan. Dengan melibatkan anak menantunya, usaha ini kini menjadi tumpuan keluarga. Moment puasa memang menjadi ladang rejekinya yang selalu meningkat.
“Puasa harga tidak naik karena seluruh bahan baku masih didapatkan dengan mudah. Untuk barang produksinya selama ini cukup untuk melayani konsumen dalam kota di sekitaran Jombang,” tutupnya. (ful/rok)