NGAWI - Produksi kripik tempe di Kabupaten Ngawi mulai kebanjiran pesanan pada momentum ramadhan tahun ini. Peningkatan produksi usaha rumahan ini mencapai 70-90 persen di banding saat hari biasa.
Dany Anggoro, warga Desa Ngawi Purba, Kecamatan/Kabupaten Ngawi, pemilik usaha kripik tempe "dimas" mengaku sejak awal ramadhan mulai terus bertambah permintaan pesanan kripik tempe.
Hari biasa sebelum ramadhan, ia mengaku hanya menghabiskan sekitar 30 hingga 35 kilogram kedelai. Sementara pada ramadhan ini, ia bisa menghabiskan antara 60 hingga 70 kilogram kedelai dalam sehari.
“Untuk ramadhan tahun ini memang pesanan banyak. Peningkatan dua kali lipat dibanding hari biasa,” ungkap Dany Anggoro saat ditemui JTV, Sabtu (08/04/2023).
Bahkan ia beserta istrinya membantu langsung proses produksi mulai memotong dan juga proses penggorengan disamping dengan delapan karyawannya. Diakuinya pesanan kripik tempe ini kebanyakan dari wilayah Yogyakarta, Lamongan, Madiun, dan beberapa daerah di luar Jawa seperti Lampung dan Pontianak.
“Kebanyakan pesanan ini untuk mencukupi kebutuhan oleh-oleh lebaran,” terangnya.
Dany mengaku meski pesanan terus meningkat namun tidak semuanya mampu dipenuhinya karena melihat kemampuan produksi dan karyawannya. Sedangkan untuk harga jual kripik tempe ini bervariasi mulai dari Rp.8.000 hingga Rp.12.500 di tiap kemasannya tergantung ukuran. (ito/rok)
Dany Anggoro, warga Desa Ngawi Purba, Kecamatan/Kabupaten Ngawi, pemilik usaha kripik tempe "dimas" mengaku sejak awal ramadhan mulai terus bertambah permintaan pesanan kripik tempe.
Hari biasa sebelum ramadhan, ia mengaku hanya menghabiskan sekitar 30 hingga 35 kilogram kedelai. Sementara pada ramadhan ini, ia bisa menghabiskan antara 60 hingga 70 kilogram kedelai dalam sehari.
“Untuk ramadhan tahun ini memang pesanan banyak. Peningkatan dua kali lipat dibanding hari biasa,” ungkap Dany Anggoro saat ditemui JTV, Sabtu (08/04/2023).
Bahkan ia beserta istrinya membantu langsung proses produksi mulai memotong dan juga proses penggorengan disamping dengan delapan karyawannya. Diakuinya pesanan kripik tempe ini kebanyakan dari wilayah Yogyakarta, Lamongan, Madiun, dan beberapa daerah di luar Jawa seperti Lampung dan Pontianak.
“Kebanyakan pesanan ini untuk mencukupi kebutuhan oleh-oleh lebaran,” terangnya.
Dany mengaku meski pesanan terus meningkat namun tidak semuanya mampu dipenuhinya karena melihat kemampuan produksi dan karyawannya. Sedangkan untuk harga jual kripik tempe ini bervariasi mulai dari Rp.8.000 hingga Rp.12.500 di tiap kemasannya tergantung ukuran. (ito/rok)