TUBAN - Berkah ramadhan, dirasakan oleh para produsen kue kering. Salah satunya seperti dirasakan Dedy Sukmanjaya, produsen kue kering di Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban.
Sejak awal bulan ramadhan, ia bersama istrinya terus disibukkan dengan produksi kue untuk memenuhi banyaknya pesanan yang masuk. Pesanan yang diterima tak hanya dari wilayah Tuban saja, namun juga Lamongan dan daerah lainnya.
“Pesanan sementara paling banyak dari Tuban Kota. Tapi ada juga dari Lamongan dan daerah lain karena kita memanfaatkan jejaring teman, media sosial, juga reseller dalam pemasarannya,” jelas Dedy Sukmanjaya saat ditemui JTV, Sabtu (15/04/2023).
Pria 30 tahun ini menambahkan, untuk memproduksi kue kering yang baru dirintis 2 tahun terakhir tersebut, ia kerjakan bersama istri dan keluarganya. Mulai dari proses pra produksi, produksi sampai pengemasan dan pemasaran.
“Karena ini usaha baru dan juga usaha dadakan saja saat ramadhan. Sementara kita kerjakan bersama istri dan keluarga di rumah,” imbuhnya.
Tahun ini, Dedy mengaku penjualan kue kering miliknya mengalami peningkatan signifikan dibanding ramadhan tahun lalu. Dalam sehari, ia mengaku mendapat pesanan antara 10 hingga 15 paket.
Sementara kue kering yang diproduksi antara lain, nastar, banana cookies, kastengel, choco chips, putri salju, dan choco stick. Harganya yang dipatok juga beragam, untuk kemasan 500 gram dibanderol mulai 45 sampai 60 ribu rupiah. Sedangkan untuk kemasan 250 gram, dijual rata dengan harga 30 ribu rupiah.
“Pernah coba jual diluar lebaran, ternyata laku sangat sulit. Jadi kita jualnya dadakan saja pas ramadhan. Alhamdulillah tahun ini pesanan meningkat jika dibanding tahun kemarin,” ungkapnya.
Rasanya yang enak dan teksturnya yang empuk, membuat jajanan kue kering ini diminati para pembeli. Yang paling diburu adalah choco chip dan choco steak.
“Ini saya sebelumnya pre order. Karena dulu pernah pesan rasanya enak. Jadi pesan lagi yang choco chip dan choco steak,” tegas Rochim, salah satu pembeli.
Usaha kue kering dadakan ini, biasanya hanya berlangsung selama bulan ramadhan saja. Diluar bulan tersebut, Dedy bersama istri akan kembali beraktifitas seperti biasa, menjadi seorang guru. (dzi/rok)
Sejak awal bulan ramadhan, ia bersama istrinya terus disibukkan dengan produksi kue untuk memenuhi banyaknya pesanan yang masuk. Pesanan yang diterima tak hanya dari wilayah Tuban saja, namun juga Lamongan dan daerah lainnya.
“Pesanan sementara paling banyak dari Tuban Kota. Tapi ada juga dari Lamongan dan daerah lain karena kita memanfaatkan jejaring teman, media sosial, juga reseller dalam pemasarannya,” jelas Dedy Sukmanjaya saat ditemui JTV, Sabtu (15/04/2023).
Pria 30 tahun ini menambahkan, untuk memproduksi kue kering yang baru dirintis 2 tahun terakhir tersebut, ia kerjakan bersama istri dan keluarganya. Mulai dari proses pra produksi, produksi sampai pengemasan dan pemasaran.
“Karena ini usaha baru dan juga usaha dadakan saja saat ramadhan. Sementara kita kerjakan bersama istri dan keluarga di rumah,” imbuhnya.
Tahun ini, Dedy mengaku penjualan kue kering miliknya mengalami peningkatan signifikan dibanding ramadhan tahun lalu. Dalam sehari, ia mengaku mendapat pesanan antara 10 hingga 15 paket.
Sementara kue kering yang diproduksi antara lain, nastar, banana cookies, kastengel, choco chips, putri salju, dan choco stick. Harganya yang dipatok juga beragam, untuk kemasan 500 gram dibanderol mulai 45 sampai 60 ribu rupiah. Sedangkan untuk kemasan 250 gram, dijual rata dengan harga 30 ribu rupiah.
“Pernah coba jual diluar lebaran, ternyata laku sangat sulit. Jadi kita jualnya dadakan saja pas ramadhan. Alhamdulillah tahun ini pesanan meningkat jika dibanding tahun kemarin,” ungkapnya.
Rasanya yang enak dan teksturnya yang empuk, membuat jajanan kue kering ini diminati para pembeli. Yang paling diburu adalah choco chip dan choco steak.
“Ini saya sebelumnya pre order. Karena dulu pernah pesan rasanya enak. Jadi pesan lagi yang choco chip dan choco steak,” tegas Rochim, salah satu pembeli.
Usaha kue kering dadakan ini, biasanya hanya berlangsung selama bulan ramadhan saja. Diluar bulan tersebut, Dedy bersama istri akan kembali beraktifitas seperti biasa, menjadi seorang guru. (dzi/rok)