NGAWI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi mengebut perbaikan jalan menghadapi arus mudik lebaran tahun 2023. Proses perbaikan dilakukan dengan penambalan terhadap sejumlah jalan penghubung yang berlubang.
Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Ngawi, Rahmat Fitrianto saat ditemui JTV, Kamis (13/03/2023) menjelaskan, saat ini terdapat 10 titik ruas jalan yang dilakukan perbaikan. Ruas jalan tersebut berada di wilayah kecamatan yang berbatasan dengan kabupaten tetangga seperti Madiun dan Magetan.
“Secara keseluruhan untuk pagu anggaran perbaikan di 10 titik ruas jalan tersebut mencapai 3,5 miliar rupiah dengan total panjang mencapai 40 kilometer,” jelasnya.
Rahmad mengakui, jika sistem perbaikan saat ini hanya bisa dilakukan dengan tambal sulam dengan menggunakan aspal. Proses pengerjaan sendiri juga lebih dipercepat dengan harapan pada H-3 lebaran dapat dilakukan pemudik.
“Ini bentuk dukungan pemda dalam memberikan akses peningkatan layanan infrastruktur saat arus mudik lebaran,” tegasnya.
Dengan perbaikan jalan yang hanya tambal sulam ini, maka besar kemungkinan bisa kembali muncul kerusakan. Karena jika melihat kondisi jalan seharusnya menggunakan sistem rijid beton, namun hanya bisa dengan aspal karena penyesuaian alokasi anggaran. (ito/rok)
Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Ngawi, Rahmat Fitrianto saat ditemui JTV, Kamis (13/03/2023) menjelaskan, saat ini terdapat 10 titik ruas jalan yang dilakukan perbaikan. Ruas jalan tersebut berada di wilayah kecamatan yang berbatasan dengan kabupaten tetangga seperti Madiun dan Magetan.
“Secara keseluruhan untuk pagu anggaran perbaikan di 10 titik ruas jalan tersebut mencapai 3,5 miliar rupiah dengan total panjang mencapai 40 kilometer,” jelasnya.
Rahmad mengakui, jika sistem perbaikan saat ini hanya bisa dilakukan dengan tambal sulam dengan menggunakan aspal. Proses pengerjaan sendiri juga lebih dipercepat dengan harapan pada H-3 lebaran dapat dilakukan pemudik.
“Ini bentuk dukungan pemda dalam memberikan akses peningkatan layanan infrastruktur saat arus mudik lebaran,” tegasnya.
Dengan perbaikan jalan yang hanya tambal sulam ini, maka besar kemungkinan bisa kembali muncul kerusakan. Karena jika melihat kondisi jalan seharusnya menggunakan sistem rijid beton, namun hanya bisa dengan aspal karena penyesuaian alokasi anggaran. (ito/rok)
