TUBAN - Hari Raya Idul Fitri selalu identik dengan aneka macam makanan dan minuman. Di Kabupaten Tuban, ada jajanan khas yang selalu mengisi meja tamu untuk suguhan lebaran. Suguhan berupa keripik renyah tersebut bernama kemplang. Rasanya yang renyah gurih dan pedas membuat jajanan tradisional ini laris manis.
Salah satu produsen camilan tradisional ini adalah Rusmini, warga Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Sejak awal bulan ramadhan, ia harus bekerja ekstra menyelesaikan pesanan yang terus datang. Rusmini tak hanya memproduksi kemplang, namun juga kacang dan aneka jajanan lain. Namun, yang paling banyak diminati adalah kemplang.
Sesuai namanya, kemplang dibuat dengan cara dikemplang atau dipukul-pukul dan dibanting di atas meja. Bahan yang diperlukan adalah terigu, telur, cabai, bawang putih, garam, dan mentega. Selanjutnya adonan dicetak tipis-tipis, lalu digoreng hingga renyah.
“Sejak awal puasa itu pesanan sudah banyak mas. Saya jualan kempalng sejak tahun 2018. Yang dijual banyak, tapi kempalng yang paling laris,” ungkap Rusmini saat ditemui Selasa (04/04/2023).
Tingkat kepedasan kemplang dapat dipesan sesuai selera konsumen. Produsen menyiapkan tiga varian rasa, pedas, super pedas, dan gurih atau tidak pedas. Bahkan ukuran lebar atau ketebalan juga bisa dibuat sesuai pesanan.
Mendekati lebaran, pesanan kemplang terus berdatangan. Dalam sehari, rusmini memproduksi sekitar seratus kilogram kemplang untuk dikirim kepada pemesan. Tak hanya pelanggan lokal, melainkan juga luar daerah seperti Bojonegoro, Malang, dan Lamongan.
“Sehari produksi sampai 100 kilo. Pemasaranya lewat online, yang beli dari Lamongan, Bojonegoro, hingga Malang. Harganya 1 kilo yang super pedes 35 ribu. Yang pedes 30 ribu, dan biasa 30 ribu,” jelasnya.
Rasanya yang khas renyah-gurih-pedas membuat kemplang banyak dicari masyarakat. Bahkan, tak jarang para tengkulak dari luar kota datang untuk membeli kemplang dengan jumlah banyak, untuk dijual kembali.
“Ini saya beli 50 kilo mas. Untuk saya jual lagi di rumah. Sudah langganan kalau puasa beli disini,” kata Cholis, pembeli asal Lamongan.
Pesanan diperkirakan masih akan terus datang seiring mendekati lebaran. Keberadaannya di meja tamu tidak kalah bersaing dengan jajanan modern. (dzi/rok)