Makam Kyai Tameng Jati atau memiliki nama asli Syekh Abdurrahman Hadi, berada di Desa Sudah, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro. |
BOJONEGORO - Makam Kyai Tameng Jati atau memiliki nama asli Syekh Abdurrahman Hadi, berada di Desa Sudah, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro. Lokasinya berada kurang lebih 18 kilometer dari pusat Kota Bojonegoro. Makam Kyai Tameng Jati, sering dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah.
Keberadaan makam Kyai Tameng Jati yang sekitarnya dikelilingi beberapa pohon besar nan rindang, membuat siapa saja yang berkunjung ke makam beliau bakal merasakan hawa sejuk, nyaman dan menemukan ketenangan tersendiri.
Makam Kyai Tameng Jati dikelilingi pagar besi dan di atasnya terdapat sebuah lukisan wajahnya dengan mengenakan pakaian jubah dan mengenakan ikat kepala khas orang timur tengah. Sementara di selah barat makam Kyai Tameng Jati, merupakan makam Syarifah Abiyah Istri Abdurrahman Hadi.
Fathul Mu'in, juru kuci makam Kyai Tameng Jati menjelaskan, Kyai Tameng Jati merupakan nama julukan, sedangkan nama aslinya adalah Kyai Abdurrahman Hadi. Kedatangannya ke Desa Sudah, Kecamatan Malo, Bojonegoro ada beberapa versi.
Versi pertama, datang sekitar tahun 1.230. sementara versi kedua mengatakan datang pada tahun 1.600 an. “Kyai Tameng Jati berasal dari negeri Syam, datang kesini untuk menyebarkan agama islam bersama sejumlah kerabatnya,” jelasnya kepada JTV, Selasa (11/04/2023).
Kerabat pertamanya bernama Abdulloh Syaibah dengan julukan Mbah Sepejati yang keberadaan makamnya ada di Palembang. Sedangkan teman kedua bernama mbah Muhammad Hasyim, dengan nama samaran mbah Dimar Jati, yang makamnya berada di Kota Cirebon.
Kyai Tameng Jati dan kedua temannya ini, memiliki peran dan bidang masing masing. Mbah Abdurrahman Hadi Sendiri, memiliki bidang ahli spiritual, sedangkan teman beliau Mbah Abdullah Syaibah mempunyai bidang peperangan, dan Muhammad Hasyim mempunyai bidang dakwah.
Kyai Tameng Jati, memiliki 2 murid yaitu Ali Ja'far dan Siti Aisyah, yang mana keberadaan makam murid beliau ini, berada di samping makam kiyai tameng jati. Sedangkan teman beliau Abdulloh Syaibah membawa pasukan perang sebanyak 70 orang dan mbah Muhammad Hasyim yang memiliki kemampuan bidang dakwah, membawa murid sebanyak 7 orang.
Selain untuk menyebarkan agama islam. Kedatangan Kyai Tameng Jati hijrah ke tanah jawa juga dipercaya akibat pecahnya perang salib ke 4. “Sebelum tiba di desa sudah, terlebih dahulu singgah di Desa Ngleran, Kabupaten Gresik,” kata juru kunci.
Fathul Mu'in menambahkan, Kyai Tameng Jati masih ada erat dengan kaitannya dengan Desa Sudah, serta masih erat kaintannya pada zaman penjajah belada terdahulu. Konon pada saat itu, ada penyerangan belanda, di tempat desa sudah inilah menjadi tempat aman untuk bersembunyi siapa saja.
“Jika sudah bersembunyi di wilayah desa sudah, konon tidak akan terlihat siapapun,” imbuhnya menegaskan.
Hingga saat ini, banyak para peziarah sering datang ke makam Kyai Tameng Jati, mulai dari warga Bojongoro, hingga wilayah Blora, Pati, Cepu, bahkan peziarah dari Banyuwangi hingga Sumatera. (edo/rok)