JOMBANG - Produsen kue nastar berbahan durian di Lereng Gunung Anjasmoro tepatnya di Dusun Mangirejo, Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, kebanjiran pesanan. Mendekati lebaran, rumah produksi nastar durian milik Winarsih tersebut disebukkan dengan banyaknya pesanan yang masuk.
Pantauan JTV di rumah produksi setempat, Sabtu (15/04/2023), para karyawan terus mengebut jumlah produksi untuk memenuhi pesanan para pelanggan. Untuk membuat nastar durian, buah durian yang sudah dikupas dibuat selai lebih dulu.
Caranya, daging durian diambil untuk dimasak menjadi isian roti nastar. Sambil menunggu selai masak, adonan dengan bahan tepung terigu, margarin, kuning telur serta gula juga disiapkan.
Setelah selai masak, adonan tepung dibentuk bulat-bulat, lanjut selai dimasukkan di dalamnya. Nastar berbentuk bulat-bulat ini kemudian dimasukkan ke dalam mesin oven. Sekitar dua jam di dalam mesin oven, nastar durian telah bisa angkat dan telah siap dikonsumsi.
Winarsih sang pemilik usaha mengatakan, nastar durian yang telah masak dikemas dengan toples dan ditutup rapat. Produk rumahan ini bisa bertahan hingga tiga bulan lebih. Hanya dengan uang 50 ribu rupiah setiap toples, penggemar durian telah bisa berbagi saat lebaran ataupun untuk oleh-oleh kerabat dan teman.
“Nastar durian wonosalam ini bisa menjadi alternatif kue lebaran para pecinta buah durian,” katanya.
Pemasaran nastar durian ini melalui online dan offline. Pemesan tidak hanya dari Kabupaten Jombang, sejumlah daerah di Jawa Timur juga banyak memesannya. Agar bisa memenuhi pesanan, setiap hari sang pemilik harus memproduksi hingga 50 toples.
“Pemasaran lewat online juga offline. Sepanjang ramadhan ini harus buat 50 tiap hari, karenanya banyak pesanan masuk dari Jombang maupun daerah lain,” tutupnya. (ful/rok)
Pantauan JTV di rumah produksi setempat, Sabtu (15/04/2023), para karyawan terus mengebut jumlah produksi untuk memenuhi pesanan para pelanggan. Untuk membuat nastar durian, buah durian yang sudah dikupas dibuat selai lebih dulu.
Caranya, daging durian diambil untuk dimasak menjadi isian roti nastar. Sambil menunggu selai masak, adonan dengan bahan tepung terigu, margarin, kuning telur serta gula juga disiapkan.
Setelah selai masak, adonan tepung dibentuk bulat-bulat, lanjut selai dimasukkan di dalamnya. Nastar berbentuk bulat-bulat ini kemudian dimasukkan ke dalam mesin oven. Sekitar dua jam di dalam mesin oven, nastar durian telah bisa angkat dan telah siap dikonsumsi.
Winarsih sang pemilik usaha mengatakan, nastar durian yang telah masak dikemas dengan toples dan ditutup rapat. Produk rumahan ini bisa bertahan hingga tiga bulan lebih. Hanya dengan uang 50 ribu rupiah setiap toples, penggemar durian telah bisa berbagi saat lebaran ataupun untuk oleh-oleh kerabat dan teman.
“Nastar durian wonosalam ini bisa menjadi alternatif kue lebaran para pecinta buah durian,” katanya.
Pemasaran nastar durian ini melalui online dan offline. Pemesan tidak hanya dari Kabupaten Jombang, sejumlah daerah di Jawa Timur juga banyak memesannya. Agar bisa memenuhi pesanan, setiap hari sang pemilik harus memproduksi hingga 50 toples.
“Pemasaran lewat online juga offline. Sepanjang ramadhan ini harus buat 50 tiap hari, karenanya banyak pesanan masuk dari Jombang maupun daerah lain,” tutupnya. (ful/rok)
