Ribuan warga Muhammadiyah mengikuti Sholat ID di Terminal Wisata Kabupaten Tuban, Jumat (21/04/2023). |
TUBAN - Ribuan warga Muhammadiyah mengikuti sholat Idul Fitri di Terminal Wisata Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban, Jumat (21/04/2023) pagi. Meski berbeda dengan Pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU), pelaksanaan sholat id tersebut berjalan khusu’ dan lancar hingga selesai.
Pantauan JTV di lokasi, terminal yang biasanya ramai dengan hilir mudik wisatawan dan peziarah, mendadak disulap menjadi tempat sholat Idul Fitri. Tempat ini, merupakan 1 dari 49 tempat yang dijadikan lokasi sholat id warga Muhammadiyah di Kabupaten Tuban.
Sejak pagi, para jamaah yang mayoritas berasal dari kawasan Tuban Kota ini datang bersama dengan keluarga dan kerabat mereka. Tepat pada pukul 06:10 WIB, sholat id dimulai dengan dipimpin oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tuban, Ustadz Fatkhur Rozak.
Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tuban, Edi Utomo, mengatakan, sholat id yang digelar di terminal wisata Tuban diikuti antara 3 hingga 4 ribu jamaah. Sementara dari 49 titik lokasi yang menggelar sholat id di Tuban, seluruhnya berjalan lancar.
“Di terminal wisata Kebonsari jumlah jamaahnya antara 3 hingga 4 ribu. Ini full sampai belakang. Dari 49 titik yang tersebar di 17 kecamatan di Kabupaten Tuban, laporan sampai hari ini tidak ada hal yang berarti dan tidak ada penolakan,” jelasnya usai sholat id.
Edi Utomo menambahkan, terkait perbedaan antara Muhammadiyah dengan Pemerintah dan NU dalam penentuan 1 Syawal. Pihaknya menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar dan tak perlu diperdebatkan. Namun, justru harus saling menghargai dan menghormati perbedaan.
“Warga Muhammadiyah sudah terbiasa mengalami perbedaan begini dan tidak ada persoalan. Yang penting kita saling menghormati, bekerjasama, dan kita juga akan taat dengan segala peraturan yang berlaku. Termasuk kepada warga yang hari ini belum melaksanakan sholat idul fitri,” imbuhnya.
Hal sama juga Jemaah Muhammadiyah Tuban, Fathul Amin. Menurutnya perbedaan yang terjadi adalah sesuatu hal lumrah, apalagi hal serupa sudah pernah terjadi sebelumnya.
“Setiap tahun selalu ikut sholat id disini dengan keluarga. Kalau terkait perbedaan ini sudah biasa dan tidak menjadi persoalan bagi kami,” tegasnya. (dzi/rok)