TUBAN - Suasana berbeda terlihat di Jalur Pantura Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, pada selasa (30/05/2023) pagi. Pantauan di lokasi, puluhan calon jamaah haji asal Desa Jenu, Desa Beji dan Desa Suwalan, berjalan kaki hingga sejauh 5 kilometer dari kediaman mereka menuju Masjid Astana di kecamatan setempat.
Dengan diarak puluhan kerabat dan tetangga, para calon jamaah haji berjalan menyusuri Jalur Pantura. Sesekali mereka berhenti, untuk menyalami kerabat mereka sebelum berangkat ke tanah suci. Bahkan, sebagian calon jamaah haji lainnya juga diarak dengan iringan musik rebana sepanjang perjalanan.
Menurut salah satu calon jamaah haji, Maskuri, tradisi ini merupakan tradisi turun-temurun dari para pendahulu. Masjid Astana yang merupakan salah satu masjid tertua di Tuban, dipercaya warga Jenu sebagai tempat yang baik.
Bahkan, para calon jamaah haji merasa kurang mantap jika tidak singgah dahulu ke Masjid Astana sebelum berangkat haji. Mereka juga percaya, jika calon jamaah haji yang singgah di masjid ini akan menjadi haji mabrur. Pasalnya, di komplek masjid ini terdapat sejumlah makam wali dan penyebar agama islam.
“Jalan kaki ke Masjid Astana ini sudah tradisi. Kurang mantep rasanya kalau tidak menjalankannya. Karena kami meyakini jika hal itu dilakukan akan menjadi haji mabrur. Apalagi di Masjid Astana ini kan ada banyak makam wali dan syekh,” papar Maskuri kepada JTV.
Sementara itu, suasana haru menyelimuti pelepasan calon jamaah haji asal Kecamatan Jenu di Masjid Astana. Tak jarang mereka meneteskan air mata saat berpamitan dengan keluarga dan kerabat mereka.
Setelah berkumpul di Masjid Astana, calon jamaah haji akan berangkat bersama ke Pendopo Krido Manunggal Tuban, sebelum selanjutnya di berangkatkan ke Asrama Haji Surabaya. (dzi/rok)
Dengan diarak puluhan kerabat dan tetangga, para calon jamaah haji berjalan menyusuri Jalur Pantura. Sesekali mereka berhenti, untuk menyalami kerabat mereka sebelum berangkat ke tanah suci. Bahkan, sebagian calon jamaah haji lainnya juga diarak dengan iringan musik rebana sepanjang perjalanan.
Menurut salah satu calon jamaah haji, Maskuri, tradisi ini merupakan tradisi turun-temurun dari para pendahulu. Masjid Astana yang merupakan salah satu masjid tertua di Tuban, dipercaya warga Jenu sebagai tempat yang baik.
Bahkan, para calon jamaah haji merasa kurang mantap jika tidak singgah dahulu ke Masjid Astana sebelum berangkat haji. Mereka juga percaya, jika calon jamaah haji yang singgah di masjid ini akan menjadi haji mabrur. Pasalnya, di komplek masjid ini terdapat sejumlah makam wali dan penyebar agama islam.
“Jalan kaki ke Masjid Astana ini sudah tradisi. Kurang mantep rasanya kalau tidak menjalankannya. Karena kami meyakini jika hal itu dilakukan akan menjadi haji mabrur. Apalagi di Masjid Astana ini kan ada banyak makam wali dan syekh,” papar Maskuri kepada JTV.
Sementara itu, suasana haru menyelimuti pelepasan calon jamaah haji asal Kecamatan Jenu di Masjid Astana. Tak jarang mereka meneteskan air mata saat berpamitan dengan keluarga dan kerabat mereka.
Setelah berkumpul di Masjid Astana, calon jamaah haji akan berangkat bersama ke Pendopo Krido Manunggal Tuban, sebelum selanjutnya di berangkatkan ke Asrama Haji Surabaya. (dzi/rok)