NGAWI - Serangan hama wereng dan tikus, menyebabkan lahan pertanian di Desa Beran, Kecamatan, Kabupaten Ngawi, rusak parah. Pantauan di lokasi, hampir sebagian besar lahan sawah milik petani setempat dibiarkan terbengkalai hingga ditumbuhi rumput, Selasa (13/06/2023).
Para petani mengaku jika tanaman padi tersebut sudah tidak bisa diselamatkan karena serangan hama wereng dan tikus. Sehingga tidak sedikit yang membiarkan lahan tanaman padi dan memilih digunakan untuk pakan ternak.
Bahkan, para petani setempat mengaku sudah cukup banyak keluar biaya untuk menyelamatkan tanaman padinya agar tidak gagal panen. Karena operasional tidak sebanding dengan biaya hasil yang didapat maka lebih memilih membiarkannya.
“Rusak parah mas, kena hama wereng dan dimakan tikus. Mangkanya dibiar terbengkalai dan lainnya yang rusak dipakai untuk pakan ternak,” ungkap Thalib, petani setempat.
Para petani berharap ada langkah pasti dari Pemerintah dalam membantu petani menghadapi masalah hama mulai dari wereng, tikus dan pupuk.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Ngawi, Supardi mengaku secara keseluruhan untuk penurunan produktifitas ada sekitar 200 hektar dari total keseluruhan luas lahan pada MP II 50.998 hektar. Diakuinya, untuk petani di Desa Beran yang gagal panen tersebut nantinya akan diikut sertakan dalam asuransi usaha tani padi (AUTP).
“Petani di Desa Beran yang gagal panen akan kami ikutkan asuransi usaha tani padi. Karena petani di wilayah tersebut telah mengalami tiga kali gagal panen,” jelasnya.
Supardi juga menambahkan, serangan hama yang menyebabkan petani gagal panen dikarenakan banyak petani tidak mentaati standart operasional prosedur (SOP) saat masa tanam yang seharusnya dilakukan serentak. Selain itu juga petani dihimbau melakukan sistem pertanian ramah lingkungan. (ito/rok)
Para petani mengaku jika tanaman padi tersebut sudah tidak bisa diselamatkan karena serangan hama wereng dan tikus. Sehingga tidak sedikit yang membiarkan lahan tanaman padi dan memilih digunakan untuk pakan ternak.
Bahkan, para petani setempat mengaku sudah cukup banyak keluar biaya untuk menyelamatkan tanaman padinya agar tidak gagal panen. Karena operasional tidak sebanding dengan biaya hasil yang didapat maka lebih memilih membiarkannya.
“Rusak parah mas, kena hama wereng dan dimakan tikus. Mangkanya dibiar terbengkalai dan lainnya yang rusak dipakai untuk pakan ternak,” ungkap Thalib, petani setempat.
Para petani berharap ada langkah pasti dari Pemerintah dalam membantu petani menghadapi masalah hama mulai dari wereng, tikus dan pupuk.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Ngawi, Supardi mengaku secara keseluruhan untuk penurunan produktifitas ada sekitar 200 hektar dari total keseluruhan luas lahan pada MP II 50.998 hektar. Diakuinya, untuk petani di Desa Beran yang gagal panen tersebut nantinya akan diikut sertakan dalam asuransi usaha tani padi (AUTP).
“Petani di Desa Beran yang gagal panen akan kami ikutkan asuransi usaha tani padi. Karena petani di wilayah tersebut telah mengalami tiga kali gagal panen,” jelasnya.
Supardi juga menambahkan, serangan hama yang menyebabkan petani gagal panen dikarenakan banyak petani tidak mentaati standart operasional prosedur (SOP) saat masa tanam yang seharusnya dilakukan serentak. Selain itu juga petani dihimbau melakukan sistem pertanian ramah lingkungan. (ito/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News