TUBAN - Jelang idul adha, permintaan sapi kurban di tingkat peternak di Kabupaten Tuban mulai berdatangan. Salah satunya seperti yang dirasakan peternakan sapi Nuraini Farm, milik Gunadi, warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban.
Sejak 3 minggu terakhir, peternakan ini sudah mengirim sebanyak 80 ekor sapi ke berbagai daerah di pulau Jawa. Mulai dari Magelang, Bogor, hingga Majalengka.
Ali Jamaludin, pengelola peternakan sapi setempat mengatakan, permintaan didominasi oleh sapi usia dewasa atau siap sembelih. Sapi-sapi yang dikirim tersebut dipatok harga antara 15 juta hingga 25 juta rupiah.
“Mulai banyaknya jumlah permintaan, membuat harga sapi dewasa mengalami kenaikan hingga 20 persen dibanding harga normal,” ungkapnya saat ditemui JTV, Kamis (01/06/2023).
Meski demikian, jika dibandingkan dengan idul adha tahun-tahun sebelumnya. Kondisi penjualan saat ini cenderung lesu. Hal ini merupakan imbas dari wabah lumpy skin disease virus atau LSD, yang menyerang sapi-sapi milik peternak maupun warga setempat.
“Tapi permintannya lesu mas. Jika dibandingkan idul adha tahun-tahun sebelumnya,” imbuh Ali Jamaludin.
Para peternak berharap agar wabah LSD dapat segera diatasi. Sehingga hasil penjualan sapi dapat berjalan semestinya.
Selain itu, jika wabah tersebut tidak segera teratasi, dikhawatirkan warga takut untuk berkurban. Selain itu, warga yang hendak kurban akan lebih memilih kambing daripada sapi. (dzi/rok)
Sejak 3 minggu terakhir, peternakan ini sudah mengirim sebanyak 80 ekor sapi ke berbagai daerah di pulau Jawa. Mulai dari Magelang, Bogor, hingga Majalengka.
Ali Jamaludin, pengelola peternakan sapi setempat mengatakan, permintaan didominasi oleh sapi usia dewasa atau siap sembelih. Sapi-sapi yang dikirim tersebut dipatok harga antara 15 juta hingga 25 juta rupiah.
“Mulai banyaknya jumlah permintaan, membuat harga sapi dewasa mengalami kenaikan hingga 20 persen dibanding harga normal,” ungkapnya saat ditemui JTV, Kamis (01/06/2023).
Meski demikian, jika dibandingkan dengan idul adha tahun-tahun sebelumnya. Kondisi penjualan saat ini cenderung lesu. Hal ini merupakan imbas dari wabah lumpy skin disease virus atau LSD, yang menyerang sapi-sapi milik peternak maupun warga setempat.
“Tapi permintannya lesu mas. Jika dibandingkan idul adha tahun-tahun sebelumnya,” imbuh Ali Jamaludin.
Para peternak berharap agar wabah LSD dapat segera diatasi. Sehingga hasil penjualan sapi dapat berjalan semestinya.
Selain itu, jika wabah tersebut tidak segera teratasi, dikhawatirkan warga takut untuk berkurban. Selain itu, warga yang hendak kurban akan lebih memilih kambing daripada sapi. (dzi/rok)