JOMBANG - Meskipun tinggal menghitung hari, Muhammad Minhajul Khoirot, 55 tahun, seorang marbot di Masjid At-Taqwa, Desa Ngoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, masih tetap menjalankan tugas wajibnya. Dengan tekun, pria ini membersihkan lantai tempat mengambil air wudhu, kamar kecil, hingga kamar mandi.
Aktifitas ini sudah dilakoni lebih dari 20 tahun. Selain tempat wudhu dan toilet, Minhajul Khoirot juga selalu menjaga kebersihan seluruh area masjid.
“Area luar masjid, serambi depan maupun serambi samping, biasanya saya pel. Setelah dipel dengan kain basah baru dikeringkan dengan kain kering,” terangnya saat ditemui JTV disela-sela kesibukannya, Rabu (07/06/2023).
Dari seluruh pekerjaannya ini, Minhajul Khoirot menerima bisyaroh sebesar 700 ribu rupiah setiap bulan dari takmir masjid. Ketekunan marbot ini akhirnya berbuah manis.
Pada Tahun 2011, pria yang akrab disapa Cak Pir ini bisa daftar haji dengan dana talangan. Dengan uang muka 7 juta rupiah yang dikumpulkan selama 3 tahun dari bisyaroh marbot, mengayuh becak serta berjualan kopi malam hari, ia bisa mendapatkan porsi haji senilai 25 juta rupiah.
“Untuk kekurangannya saya angsur 8 tahun sampai lunas,” ungkap Cak Pir.
Selanjutnya, pada tahun 2020 Cak Pir juga bisa melunasi biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) saat itu sehingga siap berangkat. Namun, karena covid-19 keberangkatannya tertunda hingga tahun 2023 ini.
“Harusnya sudah berangkat tahun 2020. Tapi karena ada pandemi covid-19 akhirnya tertunda dan alhamdulillah tahun ini bisa berangkat,” jelasnya.
Warga Dusun Pandean, Desa Ngoro, Kecamatan Ngoro ini setiap hari tinggal di ruang khusus marbot masjid setempat. Pria yang masih lajang ini jarang pulang ke rumah orang tuanya yang hanya berjarak kurang dari satu kilometer.
Rencananya, marbot ini akan berangkat ke tanah suci tergabung dalam kloter 79 embarkasi Juanda Surabaya yang dijadwalkan berangkat tanggal 20 juni 2023 mendatang. (ful/rok)
Aktifitas ini sudah dilakoni lebih dari 20 tahun. Selain tempat wudhu dan toilet, Minhajul Khoirot juga selalu menjaga kebersihan seluruh area masjid.
“Area luar masjid, serambi depan maupun serambi samping, biasanya saya pel. Setelah dipel dengan kain basah baru dikeringkan dengan kain kering,” terangnya saat ditemui JTV disela-sela kesibukannya, Rabu (07/06/2023).
Dari seluruh pekerjaannya ini, Minhajul Khoirot menerima bisyaroh sebesar 700 ribu rupiah setiap bulan dari takmir masjid. Ketekunan marbot ini akhirnya berbuah manis.
Pada Tahun 2011, pria yang akrab disapa Cak Pir ini bisa daftar haji dengan dana talangan. Dengan uang muka 7 juta rupiah yang dikumpulkan selama 3 tahun dari bisyaroh marbot, mengayuh becak serta berjualan kopi malam hari, ia bisa mendapatkan porsi haji senilai 25 juta rupiah.
“Untuk kekurangannya saya angsur 8 tahun sampai lunas,” ungkap Cak Pir.
Selanjutnya, pada tahun 2020 Cak Pir juga bisa melunasi biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) saat itu sehingga siap berangkat. Namun, karena covid-19 keberangkatannya tertunda hingga tahun 2023 ini.
“Harusnya sudah berangkat tahun 2020. Tapi karena ada pandemi covid-19 akhirnya tertunda dan alhamdulillah tahun ini bisa berangkat,” jelasnya.
Warga Dusun Pandean, Desa Ngoro, Kecamatan Ngoro ini setiap hari tinggal di ruang khusus marbot masjid setempat. Pria yang masih lajang ini jarang pulang ke rumah orang tuanya yang hanya berjarak kurang dari satu kilometer.
Rencananya, marbot ini akan berangkat ke tanah suci tergabung dalam kloter 79 embarkasi Juanda Surabaya yang dijadwalkan berangkat tanggal 20 juni 2023 mendatang. (ful/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News