BOJONEGORO - Gelaran Bojonegoro Thengul International Folklore Festival (B-TIFF) berlangsung meriah. Pada hari keempat acara ini, digelar folklore workshop di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro, Senin (24/07/2023) pagi.
Pantauan JTV di lokasi, sejumlah siswa sekolah yang hadir mengikuti workshop terlihat sangat antusias. Bahkan, mereka diajak secara langsung untuk belajar bersama mempraktekan gerakan tari dari 4 negara. Mulai dari tari India, Slovenia, Mexico dan Uzbekistan serta seni dari Rampoe Aceh.
Tak hanya itu, para siswa juga dikenalkan sejarah dan makna setiap gerakan tarian yang dibawakan para peserta Bojonegoro Thengul International Folklore Festival.
Sania, salah satu peserta mengatakan, kegiatan ini menambah wawasan para siswa serta pengetahuan budaya dari 4 negara dan rampoe aceh. Selain itu, ia bersama teman-temannya juga diajarkan praktek tari.
“Senang mas bisa ketemu dengan warga negara lain dan diajari tari serta budaya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Budiyanto menjelaskan, workshop folklore ini digelar untuk saling mengenalkan dan sharing budaya.
Sedangkan para siswa sekolah yang dilibatkan pada workshop folklore supaya mereka bisa mengenal budaya dari beberapa negara dan menambah ilmu pengetahuan seputar budaya.
“Baik itu budaya lokal tari thengul, maupun budaya dari delegasi 4 negara dan rampoe aceh,” terang Budiyanto. (edo/rok)
Pantauan JTV di lokasi, sejumlah siswa sekolah yang hadir mengikuti workshop terlihat sangat antusias. Bahkan, mereka diajak secara langsung untuk belajar bersama mempraktekan gerakan tari dari 4 negara. Mulai dari tari India, Slovenia, Mexico dan Uzbekistan serta seni dari Rampoe Aceh.
Tak hanya itu, para siswa juga dikenalkan sejarah dan makna setiap gerakan tarian yang dibawakan para peserta Bojonegoro Thengul International Folklore Festival.
Sania, salah satu peserta mengatakan, kegiatan ini menambah wawasan para siswa serta pengetahuan budaya dari 4 negara dan rampoe aceh. Selain itu, ia bersama teman-temannya juga diajarkan praktek tari.
“Senang mas bisa ketemu dengan warga negara lain dan diajari tari serta budaya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Budiyanto menjelaskan, workshop folklore ini digelar untuk saling mengenalkan dan sharing budaya.
Sedangkan para siswa sekolah yang dilibatkan pada workshop folklore supaya mereka bisa mengenal budaya dari beberapa negara dan menambah ilmu pengetahuan seputar budaya.
“Baik itu budaya lokal tari thengul, maupun budaya dari delegasi 4 negara dan rampoe aceh,” terang Budiyanto. (edo/rok)
