TUBAN - Tanaman padi milik para petani di Desa Kebonharjo dan Desa Karangtengah, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, rusak diserang hama wereng, Selasa (04/07/2023). Tanaman padi berusia antara 40 hingga 50 hari rusak parah serta sebagian besar membusuk dan kering.
Menurut para petani, serangan hama wereng ini terjadi sejak tanaman padi masuk usia 30 hari. Hama sempat mereda setelah para petani menyemprotkan berbagai jenis obat-obatan. Namun, sepekan setelahnya, hama wereng justru semakin menggila hingga membuat ratusan hektar tanaman padi di dua desa setempat mati.
“Ini dihabiskan wereng, petani disini ibaratnya diiris daginge mboten metu getehi. Sudah 3 kali tidak panen, mau ke 4 kali ini nggak panen. Rugi besar,” ungkap Mohammad Nurul Huda, petani asal Desa Kebonharjo kepada JTV di lokasi.
Serangan hama wereng, membuat para petani dipastikan gagal panen. Akibatnya, mereka merugi jutaan rupiah. Bahkan menurut para petani, serangan hama wereng seperti ini sudah terjadi selama 4 kali musim tanam sehingga warga setempat mengalami paceklik.
“Padahal mulai tanam, petani disini sudah beli bibit unggul karena pengen panen. Tapi hasilnya tetap tidak sesuai. Ibaratnya sekarang ini paceklik, karena tidak pernah panen,” imbuh Nurul Huda.
Setiap satu hektar, para petani mengalami kerugian antara 7 hingga 10 juta rupiah. Kerugian tersebut meliputi biaya tanam, pemupukan, pembelian obat-obatan pertanian hingga biaya perawatan.
“Punya saya ini 3 hektar tidak panen. Remuk mas, rugi banyak,” tegas Ulfatul Ismah, petani asal Desa Karangtengah.
Atas kondisi ini, para petani hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah turun tangan membantu mengatasi persoalan ini. (dzi/rok)
Menurut para petani, serangan hama wereng ini terjadi sejak tanaman padi masuk usia 30 hari. Hama sempat mereda setelah para petani menyemprotkan berbagai jenis obat-obatan. Namun, sepekan setelahnya, hama wereng justru semakin menggila hingga membuat ratusan hektar tanaman padi di dua desa setempat mati.
“Ini dihabiskan wereng, petani disini ibaratnya diiris daginge mboten metu getehi. Sudah 3 kali tidak panen, mau ke 4 kali ini nggak panen. Rugi besar,” ungkap Mohammad Nurul Huda, petani asal Desa Kebonharjo kepada JTV di lokasi.
Serangan hama wereng, membuat para petani dipastikan gagal panen. Akibatnya, mereka merugi jutaan rupiah. Bahkan menurut para petani, serangan hama wereng seperti ini sudah terjadi selama 4 kali musim tanam sehingga warga setempat mengalami paceklik.
“Padahal mulai tanam, petani disini sudah beli bibit unggul karena pengen panen. Tapi hasilnya tetap tidak sesuai. Ibaratnya sekarang ini paceklik, karena tidak pernah panen,” imbuh Nurul Huda.
Setiap satu hektar, para petani mengalami kerugian antara 7 hingga 10 juta rupiah. Kerugian tersebut meliputi biaya tanam, pemupukan, pembelian obat-obatan pertanian hingga biaya perawatan.
“Punya saya ini 3 hektar tidak panen. Remuk mas, rugi banyak,” tegas Ulfatul Ismah, petani asal Desa Karangtengah.
Atas kondisi ini, para petani hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah turun tangan membantu mengatasi persoalan ini. (dzi/rok)