JOMBANG - Tradisi wiwit kopi dilakukan warga di Lereng Gunung Anjasmoro, tepatnya di Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Selasa (25/07/2023).
Pantauan JTV di lokasi, mereka berkumpul di salah satu petak kebun kopi yang siap dipanen. Sementara seorang sesepuh desa sedang menyiapkan tungku arang bersama dupa sebelum dimulainya wiwit atau mulai panen kopi.
Di bawah tanaman kopi ini nasi tumpeng dan aneka sesaji berupa kembang tujuh rupa, telur, nasi, bumbu dapur hingga bedak dan sisir menjadi syarat kelengkapan sesaji. Sebuah uang logam juga ditaruh dalam rangkaian sesaji yang disiapkan.
Setelah itu, tokoh desa melakukan pembacaan doa dengan dua bahasa yakni bahasa jawa dan bahasa arab.
Sujianto tokoh desa setempat mengatakan, kegiatan ini digelar menjelang panen raya kopi. Mereka berharap seluruh petani diberi keselamatan dan panen melimpah. Setelah kegiatan doa, dilanjutkan dengan memanen secara simbolis biji yang sudah memerah.
“Selain melestarikan tradisi, kegiatan ini juga membangun gotong-royong dan kebersamaan antar warga yang tinggal di Lereng Gunung Anjasmoro,” jelas Sujianto.
Di Desa Carangwulung, Dusun Segunung ini kebun kopi menjadi salah satu sumber penghasilan utama warga setempat. Tercatat ada sekitar 60-70 hektare lahan yang ditanami kopi. Petani rata-rata menanam produk unggulan kopi jenis robusta karena selain perawatan mudah juga produksitifitasnya sangat tinggi.
Dalam setiap musim panen,warga segunung mampu menghasilkan antara 50-60 ton kopi. Panen kopi ini biasanya dimulai pada bulan juli hingga oktober mendatang. (ful/rok)
Pantauan JTV di lokasi, mereka berkumpul di salah satu petak kebun kopi yang siap dipanen. Sementara seorang sesepuh desa sedang menyiapkan tungku arang bersama dupa sebelum dimulainya wiwit atau mulai panen kopi.
Di bawah tanaman kopi ini nasi tumpeng dan aneka sesaji berupa kembang tujuh rupa, telur, nasi, bumbu dapur hingga bedak dan sisir menjadi syarat kelengkapan sesaji. Sebuah uang logam juga ditaruh dalam rangkaian sesaji yang disiapkan.
Setelah itu, tokoh desa melakukan pembacaan doa dengan dua bahasa yakni bahasa jawa dan bahasa arab.
Sujianto tokoh desa setempat mengatakan, kegiatan ini digelar menjelang panen raya kopi. Mereka berharap seluruh petani diberi keselamatan dan panen melimpah. Setelah kegiatan doa, dilanjutkan dengan memanen secara simbolis biji yang sudah memerah.
“Selain melestarikan tradisi, kegiatan ini juga membangun gotong-royong dan kebersamaan antar warga yang tinggal di Lereng Gunung Anjasmoro,” jelas Sujianto.
Di Desa Carangwulung, Dusun Segunung ini kebun kopi menjadi salah satu sumber penghasilan utama warga setempat. Tercatat ada sekitar 60-70 hektare lahan yang ditanami kopi. Petani rata-rata menanam produk unggulan kopi jenis robusta karena selain perawatan mudah juga produksitifitasnya sangat tinggi.
Dalam setiap musim panen,warga segunung mampu menghasilkan antara 50-60 ton kopi. Panen kopi ini biasanya dimulai pada bulan juli hingga oktober mendatang. (ful/rok)