TUBAN - Kemarau panjang menyebabkan lahan pertanian jagung di sejumlah kawasan di Kabupaten Tuban mengalami gagal panen. Kondisi tersebut salah satunya dirasakan petani jagung di Desa Kowang dan Genaharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Kamis (27/07/2023).
Menurut para petani setempat, kemarau panjang membuat sumur bor dan saluran irigasi kering, sehingga puluhan hektar tanaman jagung tidak mendapat pasokan air. Akibatnya, tanaman jagung berusia delapan puluh hari tumbuh kerdil dengan tinggi rata-rata antara 50-100 centimeter.
“Tak ada air sedikit pun. Sungai juga jauh. Jagungnya usia 2 bulan setengah gagal panen ini pak, susah petani,” ungkap Kastumi, petani jagung setempat.
Tak adanya pasokan air, membuat bonggol jagung yang dihasilkan tidak berkembang optimal alias berukuran sangat kecil. Kondisi ini diperparah dengan serangan hama tikus hutan, yang terus meningkat selama musim kemarau.
Koloni hewan pengerat ini menyerbu ladang dan memakan bonggol jagung. Kondisi ini membuat jerih payah para petani jagung setempat selama dua bulan setengah sia-sia.
“Sudah gak bisa dipanen, ini diambil untuk dipakai makan ternak di rumah. Habis dimakan tikus, sisanya rusak karena nggak ada air,” imbuh Kastumi.
Akibat gagal panen ini, petani menderita kerugian jutaan rupiah. Kini, petani hanya bisa memanen daun dan batang jagung untuk pakan ternak mereka di rumah.
Atas kondisi ini, para petani berharap Pemerintah Daerah turun tangan menyelesaikan masalah pengairan yang terjadi hampir setiap musim kemarau. Selain itu bantuan bibit dan pupuk sangat dibutuhkan para petani untuk menyambut musim tanam berikutnya. (dzi/rok)