LAMONGAN - Area parkir pabrik gula KTM di Desa Sidokumpul, Kecamatang Sambeng, Kabupaten Lamongan mendadak gempar, Senin (07/08/2023).
Para sopir yang sedang mengantre menimbang muatan tebu, digegerkan dengan meninggalnya Samad Nur Khoyin, warga Desa Pulosari, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang di dalam kabin truk.
Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda Anton Krisbiantoro saat dikonfirmasi mengungkapkan, kematian korban pertama kali diketahui oleh pengatur antrean. Saat itu, pengatur antrean sedang mengarahkan truk untuk ditimbang.
“Namun, saat tiba giliran, korban tidak merespon panggilan pengatur antrean. Setelah mendekati truk yang dikendari korban, pengatur antrean mengira korban tidur, sehingga membangunkannya,” ungkapnya.
Lanjut Ipda Anton, karena tidak merespon, saksi kemudian mengecek denyut nadi korban. Karena tidak menunjukkan ada denyut, saksi kemudian melaporkan kejadian ini kepada pimpinan pabrik dan pihak kepolisian.
Selanjutnya, korban dievakuasi dan dirujuk ke RSUD Ngimbang. Petugas memastikan, tidak ada tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban.
“Penyebab pasti kematian sopir truk ini belum diketahui, karena keluarga menolak untuk divisum,” pungkasnya. (fli/rok)
Para sopir yang sedang mengantre menimbang muatan tebu, digegerkan dengan meninggalnya Samad Nur Khoyin, warga Desa Pulosari, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang di dalam kabin truk.
Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda Anton Krisbiantoro saat dikonfirmasi mengungkapkan, kematian korban pertama kali diketahui oleh pengatur antrean. Saat itu, pengatur antrean sedang mengarahkan truk untuk ditimbang.
“Namun, saat tiba giliran, korban tidak merespon panggilan pengatur antrean. Setelah mendekati truk yang dikendari korban, pengatur antrean mengira korban tidur, sehingga membangunkannya,” ungkapnya.
Lanjut Ipda Anton, karena tidak merespon, saksi kemudian mengecek denyut nadi korban. Karena tidak menunjukkan ada denyut, saksi kemudian melaporkan kejadian ini kepada pimpinan pabrik dan pihak kepolisian.
Selanjutnya, korban dievakuasi dan dirujuk ke RSUD Ngimbang. Petugas memastikan, tidak ada tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban.
“Penyebab pasti kematian sopir truk ini belum diketahui, karena keluarga menolak untuk divisum,” pungkasnya. (fli/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News