TUBAN - Suasana berbeda terlihat di Komplek Makam Sunan Bonang, Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban Kota, Kabupaten Tuban, Kamis (10/08/2023) pagi. Puluhan anak-anak duduk sesuai nomor urut untuk menunggu giliran khitanan massal yang digelar oleh Yayasan Mabarrot Sunan Bonang Tuban.
Pantauan di lokasi, tak jarang peserta harus menangis ketakutan saat mendapat gilirannya. Bahkan seorang peserta sempat berusaha kabur dan mengurungkan niatnya berkhitan. Sempat terjadi tarik-menarik, hingga akhirnya sang anak bersedia dikhitan meski harus dipegangi orang tua dan panitia.
Panitia Seksi Khitan Haul Sunan Bonang Tuban, Muhammad Sodikhul Amin mengatakan, khitanan massal ini merupakan rangkaian acara Haul Sunan Bonang ke 514. Tujuannya untuk memberi kesempatan bagi masyarakat Kabupaten Tuban, khususnya warga sekitar komplek pemakaman Sunan Bonang.
“Khitanan massal merupakan agenda rutin dalam rangkaian haul Sunan Bonang. Namun kegiatan sosial ini sempat ditiadakan selama pandemi covid-19 dan baru dimulai kembali tahun 2023,” ungkap Muhammad Sodikhul.
Meski diwarnai tangis, sebanyak enam puluh empat peserta berhasil dikhitan. Terdapat dua pilihan teknik khitan, secara medis atau tradisional yaitu calak. Namun mayoritas peserta memilih calak tradisional.
“Dari panitia peserta mendapat sarung, kopyah dan baju serta khitan gratis. Untuk uang saku yang memberi adalah dermawan, bukan dari panitia,” imbuh Muhammad Sodikhul.
Sementara itu, salah satu peserta khitanan massal, Wafi Abdillah mengatakan, selain ingin menunaikan kewajiban khitan sebagai umat muslim, ia juga berharap berkah dari Sunan Bonang.
“Sekarang saya kelas lima. Ikut khitanan massal karena ingin dapat barokah sunan bonang. Disini juga banyak teman saya yang ikut,” jelas Wafi usai di khitan.
Haul Sunan Bonang digelar setiap tahun pada bulan Muharram. Selain khitanan massal, pengurus yayasan juga menggelar berbagai acara keagamaan, seperti doa dan dzikir bersama. Dalam kesempatan ini ratusan ribu umat muslim dari berbagai daerah akan datang melakukan ziarah di makam sang Sunan. (tim/rok)
Pantauan di lokasi, tak jarang peserta harus menangis ketakutan saat mendapat gilirannya. Bahkan seorang peserta sempat berusaha kabur dan mengurungkan niatnya berkhitan. Sempat terjadi tarik-menarik, hingga akhirnya sang anak bersedia dikhitan meski harus dipegangi orang tua dan panitia.
Panitia Seksi Khitan Haul Sunan Bonang Tuban, Muhammad Sodikhul Amin mengatakan, khitanan massal ini merupakan rangkaian acara Haul Sunan Bonang ke 514. Tujuannya untuk memberi kesempatan bagi masyarakat Kabupaten Tuban, khususnya warga sekitar komplek pemakaman Sunan Bonang.
“Khitanan massal merupakan agenda rutin dalam rangkaian haul Sunan Bonang. Namun kegiatan sosial ini sempat ditiadakan selama pandemi covid-19 dan baru dimulai kembali tahun 2023,” ungkap Muhammad Sodikhul.
Meski diwarnai tangis, sebanyak enam puluh empat peserta berhasil dikhitan. Terdapat dua pilihan teknik khitan, secara medis atau tradisional yaitu calak. Namun mayoritas peserta memilih calak tradisional.
“Dari panitia peserta mendapat sarung, kopyah dan baju serta khitan gratis. Untuk uang saku yang memberi adalah dermawan, bukan dari panitia,” imbuh Muhammad Sodikhul.
Sementara itu, salah satu peserta khitanan massal, Wafi Abdillah mengatakan, selain ingin menunaikan kewajiban khitan sebagai umat muslim, ia juga berharap berkah dari Sunan Bonang.
“Sekarang saya kelas lima. Ikut khitanan massal karena ingin dapat barokah sunan bonang. Disini juga banyak teman saya yang ikut,” jelas Wafi usai di khitan.
Haul Sunan Bonang digelar setiap tahun pada bulan Muharram. Selain khitanan massal, pengurus yayasan juga menggelar berbagai acara keagamaan, seperti doa dan dzikir bersama. Dalam kesempatan ini ratusan ribu umat muslim dari berbagai daerah akan datang melakukan ziarah di makam sang Sunan. (tim/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News
