BOJONEGORO - Puncak kekeringan di Kabupaten Bojonegoro diperkirakan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus 2023 ini. Data yang dihimpun BPBD setempat, terdapat 24 desa di 13 Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro yang mengalami krisis air bersih.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Bojonegoro, Ardhian Orianto mengungkapkan, sepanjang musim kemarau tahun ini, pihaknya telah menyalurkan 306 tangki atau sebanyak 1,2 juta liter air bersih.
“Penyaluran air bersih ke daerah terdampak musim kemarau itu kami lakukan hampir setiap hari,” ungkapnya kepada JTV, Selasa (22/08/2023).
Adapun sasaran distribusi air bersih yakni, Kecamatan Margomulyo, Ngraho, Tambakrejo, Ngasem, Bubulan, Sukosewu, Sugihwaras, Sumberrejo, Kepohbaru, Sekar, Ngambon, Kedungadem dan Malo.
“Prediksi BMKG, untuk puncak musim kemarau dan kekeringan tahun ini terjadi pada Agutus,” tegas Ardhian Orianto.
Diketahui, sebagian besar desa terdampak kekeringan diatas mengalami krisis air yang cukup parah. Kondisi ini membuat BPBD setempat menyalurkan air bersih ke daerah terdampak tersebut selama dua hari sekali. (lim/rok)
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Bojonegoro, Ardhian Orianto mengungkapkan, sepanjang musim kemarau tahun ini, pihaknya telah menyalurkan 306 tangki atau sebanyak 1,2 juta liter air bersih.
“Penyaluran air bersih ke daerah terdampak musim kemarau itu kami lakukan hampir setiap hari,” ungkapnya kepada JTV, Selasa (22/08/2023).
Adapun sasaran distribusi air bersih yakni, Kecamatan Margomulyo, Ngraho, Tambakrejo, Ngasem, Bubulan, Sukosewu, Sugihwaras, Sumberrejo, Kepohbaru, Sekar, Ngambon, Kedungadem dan Malo.
“Prediksi BMKG, untuk puncak musim kemarau dan kekeringan tahun ini terjadi pada Agutus,” tegas Ardhian Orianto.
Diketahui, sebagian besar desa terdampak kekeringan diatas mengalami krisis air yang cukup parah. Kondisi ini membuat BPBD setempat menyalurkan air bersih ke daerah terdampak tersebut selama dua hari sekali. (lim/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News