NGAWI - Sejak tiga bulan terakhir, warga di Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi mengalami krisis air bersih. Kondisi ini memaksa warga setempat mencari air di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo untuk memenuhi kebutuhan mandi dan mencuci.
Menurut sejumlah warga, setiap sore dan pagi hari mereka harus turun ke sekitar aliran Sungai Bengawan Solo untuk mencari air. Hal ini setelah sebanyak 56 kepala keluarga (KK) di Desa setempat mengalami krisis air bersih tiga bulan terakhir.
“Sumur dan sumber air warga telah mengering. Sedangkan bangunan instalasi sistem penyediaan air minum disini airnya keruh dan berasa asin, sehingga tidak bisa untuk konsumsi,” terang Lusi Anggi, warga setempat kepada JTV, Senin (14/08/2023).
Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari terutama untuk menasak dan minum, warga harus membeli air isi ulang. Sedangkan untuk kebutuhan mandi dan mencuci warga mengambil melalui air di sekitar Bengawan Solo.
“Untuk mandi dan mencuci warga sini membuat kubangan di jarak sekitar 1-2 meter dari aliran Bengawan Solo,” imbuh Lusi.
Dengan membawa ember dan gayung, warga mengambil air dari kubangan dan membawa pulang untuk keperluan mandi dan mencuci. Meski jarak rumah dan bengawan solo cukup jauh.
Meski rasa khawatir tetap ada karena tidak jarang aliran Bengawan Solo tercemari limbah. Namun, warga tidak dapat berbuat banyak dalam memenuhi kebutuhan air mereka.
“Ya harapan kami ada pengiriman air bersih dari pemerintah untuk kebutuhan konsumsi,” harap Pomo Adi Saputro, warga setempat. (ito/rok)
Menurut sejumlah warga, setiap sore dan pagi hari mereka harus turun ke sekitar aliran Sungai Bengawan Solo untuk mencari air. Hal ini setelah sebanyak 56 kepala keluarga (KK) di Desa setempat mengalami krisis air bersih tiga bulan terakhir.
“Sumur dan sumber air warga telah mengering. Sedangkan bangunan instalasi sistem penyediaan air minum disini airnya keruh dan berasa asin, sehingga tidak bisa untuk konsumsi,” terang Lusi Anggi, warga setempat kepada JTV, Senin (14/08/2023).
Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari terutama untuk menasak dan minum, warga harus membeli air isi ulang. Sedangkan untuk kebutuhan mandi dan mencuci warga mengambil melalui air di sekitar Bengawan Solo.
“Untuk mandi dan mencuci warga sini membuat kubangan di jarak sekitar 1-2 meter dari aliran Bengawan Solo,” imbuh Lusi.
Dengan membawa ember dan gayung, warga mengambil air dari kubangan dan membawa pulang untuk keperluan mandi dan mencuci. Meski jarak rumah dan bengawan solo cukup jauh.
Meski rasa khawatir tetap ada karena tidak jarang aliran Bengawan Solo tercemari limbah. Namun, warga tidak dapat berbuat banyak dalam memenuhi kebutuhan air mereka.
“Ya harapan kami ada pengiriman air bersih dari pemerintah untuk kebutuhan konsumsi,” harap Pomo Adi Saputro, warga setempat. (ito/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News