NGAWI - Selama periode bulan Januari hingga pertengahan Agustus 2023, petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kabupaten Ngawi mencatat ada 72 kasus kebakaran. Jumlah itu terbilang meningkat jika dibanding sepanjang tahun 2022 terdapat 62 kasus kebakaran.
Kasi Operasional dan Pengendalian Damkar Ngawi, Catur Sriwiryanto membenarkan terjadi kenaikan jumlah kasus kebakaran. Peningkatan kasus ini karena faktor cuaca yakni kemarau panjang.
“Dari 72 kasus di tahun ini terdiri kebakaran wilayah permukiman yakni 38 kasus, kebakaran lahan 30 kasus, kendaraan 2 kasus, dan gudang 2 kasus,” paparnya saat ditemui JTV, Senin (21/08/2023).
Lanjutnya, kebanyakan penyebab kebakaran karena kelalaian serta konsleting listrik. Diakuinya terdapat beberapa kendala yang dihadapi Damkar Ngawi, mulai sarana dan prasarana yakni armada dan selang yang kurang.
“Selain itu juga terkendala luasnya wilayah Kabupaten dengan hanya dua pos damkar, yakni pos induk dan pos widodaren,” tegas Catur.
Pihaknya menghinbau masyarakat untuk ekstra waspada terhadap potensi terjadinya kasus kebakaran. Hal ini seiring dengan faktor cuaca yakni kemarau yang diprediksi berlangsung cukup lama tahun ini. (ito/rok)
Kasi Operasional dan Pengendalian Damkar Ngawi, Catur Sriwiryanto membenarkan terjadi kenaikan jumlah kasus kebakaran. Peningkatan kasus ini karena faktor cuaca yakni kemarau panjang.
“Dari 72 kasus di tahun ini terdiri kebakaran wilayah permukiman yakni 38 kasus, kebakaran lahan 30 kasus, kendaraan 2 kasus, dan gudang 2 kasus,” paparnya saat ditemui JTV, Senin (21/08/2023).
Lanjutnya, kebanyakan penyebab kebakaran karena kelalaian serta konsleting listrik. Diakuinya terdapat beberapa kendala yang dihadapi Damkar Ngawi, mulai sarana dan prasarana yakni armada dan selang yang kurang.
“Selain itu juga terkendala luasnya wilayah Kabupaten dengan hanya dua pos damkar, yakni pos induk dan pos widodaren,” tegas Catur.
Pihaknya menghinbau masyarakat untuk ekstra waspada terhadap potensi terjadinya kasus kebakaran. Hal ini seiring dengan faktor cuaca yakni kemarau yang diprediksi berlangsung cukup lama tahun ini. (ito/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News