NGAWI - Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kabupaten Ngawi mencatat kebutuhan air bersih untuk tiap warga pada musim kemarau ini mencapai 120 liter setiap harinya. Jumlah kebutuhan air bersih ini mengalami peningkatan 20 liter jika dibanding musim penghujan.
Kepala Bidang Kawasan Permukiman DPRKP Ngawi, Pipit Dwi Herlina menjelaskan, kebutuhan air bersih masyarakat meliputi untuk mandi, cuci, masak, minum. Menurutnya, saat musim kemarau ini kebutuhan air cenderung meningkat yakni rata-rata mencapai 20 liter per jiwa.
“Peningkatan dipengaruhi terutama untuk konsumsi atau minum. Jadi per hari peningkatan penggunaan air per warga meningkat 20 liter dibanding musim penghujan,” jelas Pipit kepada JTV, Sabtu (12/08/2023).
Lanjutnya, dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut, kini telah dilakukan pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan sarana penyediaan air minum berbasis masyarakat (PAMSIMAS). Secara total hingga kini telah ada 127 titik yang tersebar di 97 Desa Kabupaten Ngawi, dengan kapasitas produksi mencapai 2 hingga 3 liter per detik.
“SPAM dan PAMSIMAS tersebut mampu memberikan cakupan antara 100 sampai 300 kepala keluarga. Sedangkan untuk wilayah perkotaan cenderung menggunakan saluran PDAM,” ungkap Kepala Bidang Kawasan Permukiman DPRKP Ngawi ini.
Pipit mengimbau kepada masyarakat menggunakan penyediaan air dengan sistem dimeterisasi, untuk dapat mengontrol dalam penggunaan serta penghematan. Hal ini seiring dengan kebijakan penggunaan konservasi air tanah. (ito/rok)
Kepala Bidang Kawasan Permukiman DPRKP Ngawi, Pipit Dwi Herlina menjelaskan, kebutuhan air bersih masyarakat meliputi untuk mandi, cuci, masak, minum. Menurutnya, saat musim kemarau ini kebutuhan air cenderung meningkat yakni rata-rata mencapai 20 liter per jiwa.
“Peningkatan dipengaruhi terutama untuk konsumsi atau minum. Jadi per hari peningkatan penggunaan air per warga meningkat 20 liter dibanding musim penghujan,” jelas Pipit kepada JTV, Sabtu (12/08/2023).
Lanjutnya, dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut, kini telah dilakukan pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan sarana penyediaan air minum berbasis masyarakat (PAMSIMAS). Secara total hingga kini telah ada 127 titik yang tersebar di 97 Desa Kabupaten Ngawi, dengan kapasitas produksi mencapai 2 hingga 3 liter per detik.
“SPAM dan PAMSIMAS tersebut mampu memberikan cakupan antara 100 sampai 300 kepala keluarga. Sedangkan untuk wilayah perkotaan cenderung menggunakan saluran PDAM,” ungkap Kepala Bidang Kawasan Permukiman DPRKP Ngawi ini.
Pipit mengimbau kepada masyarakat menggunakan penyediaan air dengan sistem dimeterisasi, untuk dapat mengontrol dalam penggunaan serta penghematan. Hal ini seiring dengan kebijakan penggunaan konservasi air tanah. (ito/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News
