GRESIK - Festival layang-layang internasional digelar di areal persawahan Desa Dohoagung, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Minggu (18/09/2023) siang. Tak hanya peserta dari lokal Gresik dan Jawa Timur, event ini juga diikuti sebanyak 14 negara.
Pantauan JTV di lokasi, selain menampilkan model layang-layang tradisional, festival ini juga menampilkan layang-layang tiga dimensi. Mulai dari berbentuk naga, truk, anoman, terjun payung, hingga model wayang.
Festival layang-layang ini merupakan yang ke 8 kalinya di gelar di Kabupaten Gresik. Acara ini berhasil menyedot ribuan penonton yang datang dari lokal gresik serta berbagai daerah di Jawa Timur.
Sejumlah penonton mengaku sengaja jauh-jauh datang ke Gresik karena penasaran dengan festival layang-layang ini. Setelah melihat, mereka mengaku puas.
“Saya dari Kediri. Ini baru pertama kali nonton karena penasaran. Setelah lihat ternyata seru dan bagus,” ungkap Arum, penonton Asal kediri.
Namun, sejumlah layang-layang berukuran besar gagal terbang, lantaran kondisi angin kurang mendukung. Meski demikian, festival layang-layang yang diinisiasi Pemerintah Desa setempat ini tetap berjalan lancar hingga selesai.
“Ini inisiatif kami sendiri. Sudah berjalan 8 kali. Ini yang ikut tidak hanya dari Gresik dan daerah di Jawa Timur, tapi juga dari 14 negara,” terang Warsitoadi, Kepala Desa Dohoagung.
Pihak desa berharap, kedepan festival layang-layang ini didukung oleh Pemkab Gresik, sehingga bisa menjadi magnet wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Semoga tahun depan bisa lebih besar lagi dan dapat support dari Pemkab Gresik, sehingga bisa menyedot penonton dari luar negeri juga,” pungkas Warsitoadi. (min/rok)
Pantauan JTV di lokasi, selain menampilkan model layang-layang tradisional, festival ini juga menampilkan layang-layang tiga dimensi. Mulai dari berbentuk naga, truk, anoman, terjun payung, hingga model wayang.
Festival layang-layang ini merupakan yang ke 8 kalinya di gelar di Kabupaten Gresik. Acara ini berhasil menyedot ribuan penonton yang datang dari lokal gresik serta berbagai daerah di Jawa Timur.
Sejumlah penonton mengaku sengaja jauh-jauh datang ke Gresik karena penasaran dengan festival layang-layang ini. Setelah melihat, mereka mengaku puas.
“Saya dari Kediri. Ini baru pertama kali nonton karena penasaran. Setelah lihat ternyata seru dan bagus,” ungkap Arum, penonton Asal kediri.
Namun, sejumlah layang-layang berukuran besar gagal terbang, lantaran kondisi angin kurang mendukung. Meski demikian, festival layang-layang yang diinisiasi Pemerintah Desa setempat ini tetap berjalan lancar hingga selesai.
“Ini inisiatif kami sendiri. Sudah berjalan 8 kali. Ini yang ikut tidak hanya dari Gresik dan daerah di Jawa Timur, tapi juga dari 14 negara,” terang Warsitoadi, Kepala Desa Dohoagung.
Pihak desa berharap, kedepan festival layang-layang ini didukung oleh Pemkab Gresik, sehingga bisa menjadi magnet wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Semoga tahun depan bisa lebih besar lagi dan dapat support dari Pemkab Gresik, sehingga bisa menyedot penonton dari luar negeri juga,” pungkas Warsitoadi. (min/rok)
