TUBAN - Berawal dari hobi, Suhadi, warga Desa Bangunrejo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, mampu hasilkan cuan jutaan per bulan dari koleksi barang antik miliknya. Di sela - sela profesinya sebagai petani, pria 38 tahun ini juga mengumpulkan barang-barang kuno yang didapatkan dari Kabupaten Tuban dan sekitarnya.
Ayah dua anak ini biasanya mendapat barang-barang kuno dari para pencari rongsokan atau membelinya dari media sosial. Barang-barang kuno yang terkumpul, selanjutnya ia jual kembali kepada para penggemar barang antik.
Suhadi mengatakan, berbagai barang antik dan kuno yang ia kumpulkan mayoritas adalah perabotan rumah tangga. Mulai dari alat masak, piring, tempat minum hingga tempat penampungan air. Selain itu juga ada mesin ketik, radio, televisi, hingga alat pencetak foto yang diproduksi tahun 1950.
“Ada juga kursi, lampu, meja, pokoknya barang-barang kuno disini ada semua. Ini awalnya hanya hobi, tapi sekarang sudah cukup menjanjikan,” ungkapnya saat ditemui JTV, Selasa (19/09/2023).
Harga barang kuno dan antik yang dijual dipatok beragam, mulai dari Rp30.000 hingga Rp7.000.000. Tergantung jenis barang, usia barang, serta kelangkaan barang.
Kini, barang kuno dan antik koleksi suhadi tak hanya di pasarkan di kawasan Jawa Timur saja, melainkan juga dipasarkan ke Bali, Bandung hingga ke luar negeri. Dalam sehari, Suhadi mampu menjual 5 hingga 7 unit barang antik.
“Pemasaran paling jauh ke Australia. Itu beli gentong sama pelumpang kecil. Harga termahal 7 jutaan. Pembeli yang banyak dari online,” imbuh Suhadi.
Selain itu, para pembeli biasanya juga datang langsung ke rumah Suhadi untuk menebus barang kuno incarannya. Selain untuk koleksi pribadi, para pelanggan biasanya membeli untuk hiasan rumah atau tempat usaha.
“Ini saya beli kalung sapi dan kentongan untuk hiasan di cafe mas. Harganya Rp300.000. Mahal memang, tapi ini kan original dan langka,” jelas Agus, salah satu pelanggan.
Suhadi berharap usaha sampingan yang digelutinya selama 2 tahun terakhir ini semakin banyak dikenal masyarakat, sehingga barang-barang antik koleksinya semakin banyak diminati. (dzi/rok)
Ayah dua anak ini biasanya mendapat barang-barang kuno dari para pencari rongsokan atau membelinya dari media sosial. Barang-barang kuno yang terkumpul, selanjutnya ia jual kembali kepada para penggemar barang antik.
Suhadi mengatakan, berbagai barang antik dan kuno yang ia kumpulkan mayoritas adalah perabotan rumah tangga. Mulai dari alat masak, piring, tempat minum hingga tempat penampungan air. Selain itu juga ada mesin ketik, radio, televisi, hingga alat pencetak foto yang diproduksi tahun 1950.
“Ada juga kursi, lampu, meja, pokoknya barang-barang kuno disini ada semua. Ini awalnya hanya hobi, tapi sekarang sudah cukup menjanjikan,” ungkapnya saat ditemui JTV, Selasa (19/09/2023).
Harga barang kuno dan antik yang dijual dipatok beragam, mulai dari Rp30.000 hingga Rp7.000.000. Tergantung jenis barang, usia barang, serta kelangkaan barang.
Kini, barang kuno dan antik koleksi suhadi tak hanya di pasarkan di kawasan Jawa Timur saja, melainkan juga dipasarkan ke Bali, Bandung hingga ke luar negeri. Dalam sehari, Suhadi mampu menjual 5 hingga 7 unit barang antik.
“Pemasaran paling jauh ke Australia. Itu beli gentong sama pelumpang kecil. Harga termahal 7 jutaan. Pembeli yang banyak dari online,” imbuh Suhadi.
Selain itu, para pembeli biasanya juga datang langsung ke rumah Suhadi untuk menebus barang kuno incarannya. Selain untuk koleksi pribadi, para pelanggan biasanya membeli untuk hiasan rumah atau tempat usaha.
“Ini saya beli kalung sapi dan kentongan untuk hiasan di cafe mas. Harganya Rp300.000. Mahal memang, tapi ini kan original dan langka,” jelas Agus, salah satu pelanggan.
Suhadi berharap usaha sampingan yang digelutinya selama 2 tahun terakhir ini semakin banyak dikenal masyarakat, sehingga barang-barang antik koleksinya semakin banyak diminati. (dzi/rok)