TUBAN - Panas ekstrem yang terjadi sejak empat bulan terahir membuat hasil produksi petani garam di Kabupaten Tuban melimpah. Kondisi tersebut salah satunya dirasakan para petani garam di Desa Pliwetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jumat (22/09/2023) siang.
Pantauan JTV di lokasi, cuaca panas ekstrem pada musim kemarau tahun ini, membuat proses penjemuran air laut hingga menjadi garam tak membutuhkan waktu lama. Para petani hanya membutuhkan waktu setidaknya satu minggu hingga seluruh air laut yang dijemur mengkristal menjadi garam.
Lasminto salah satu petani garam di desa setempat menuturkan, cuaca panas pada musim kemarau tahun ini membuat hasil panen garam melimpah. Dari luas lahan 25 kali 8 meter yang digarapnya, ia mampu memanen hingga 2 ton garam per minggunya.
“Kalau panas normal saya hanya dapat 1,5 ton per minggunya. Untuk musim kemarau tahun ini seminggu bisa panen 2 ton,” kata Lasminto.
Melimpahnya hasil panen saat ini diikuti dengan harga garam yang saat ini sedang tinggi, yakni Rp.1.000 hingga Rp.1.100 per kilogram. Padahal biasanya, harga garam di tingkat petani hanya kisaran Rp600 hingga Rp800 per kilogram.
“Alhamdulillah selain hasilnya bagus juga harganya cukup mahal mas. Sekarang bisa sampai Rp1.100 per kilogram. Padahal biasanya paling mahal Rp800 per kilonya,” timpah Totok, petani garam lain.
Garam hasil panen petani ini nantinya akan dikemas dan dijual ke gudang pedagang garam di desa setempat. Selanjutnya, garam tersebut akan di pasarkan di wilayah Kabupaten Tuban dan sekitarnya. (dzi/rok)
Pantauan JTV di lokasi, cuaca panas ekstrem pada musim kemarau tahun ini, membuat proses penjemuran air laut hingga menjadi garam tak membutuhkan waktu lama. Para petani hanya membutuhkan waktu setidaknya satu minggu hingga seluruh air laut yang dijemur mengkristal menjadi garam.
Lasminto salah satu petani garam di desa setempat menuturkan, cuaca panas pada musim kemarau tahun ini membuat hasil panen garam melimpah. Dari luas lahan 25 kali 8 meter yang digarapnya, ia mampu memanen hingga 2 ton garam per minggunya.
“Kalau panas normal saya hanya dapat 1,5 ton per minggunya. Untuk musim kemarau tahun ini seminggu bisa panen 2 ton,” kata Lasminto.
Melimpahnya hasil panen saat ini diikuti dengan harga garam yang saat ini sedang tinggi, yakni Rp.1.000 hingga Rp.1.100 per kilogram. Padahal biasanya, harga garam di tingkat petani hanya kisaran Rp600 hingga Rp800 per kilogram.
“Alhamdulillah selain hasilnya bagus juga harganya cukup mahal mas. Sekarang bisa sampai Rp1.100 per kilogram. Padahal biasanya paling mahal Rp800 per kilonya,” timpah Totok, petani garam lain.
Garam hasil panen petani ini nantinya akan dikemas dan dijual ke gudang pedagang garam di desa setempat. Selanjutnya, garam tersebut akan di pasarkan di wilayah Kabupaten Tuban dan sekitarnya. (dzi/rok)