TUBAN - Kesibukannya menjadi ibu rumah tangga (IRT), tak menyurutkan semangat Retno Wulan Noviana, warga Desa Demit, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, untuk terus berinovasi dan menjadi seorang wirausaha.
Sejak 8 bulan terakhir, ibu dua anak ini berhasil membuat produk sabun organik berbahan dasar madu dan kopi. Saat ditemui JTV, Selasa (12/09/2023) IRT 37 tahun ini berbagi tips tentang proses pembuatan sabun herbal yang diproduksinya.
“Dalam pembuatanya, lye dicampur air suling, oil, coconut oil, coffee oil, dan bubuk kopi dituangkan dalam tungku kemudian di blender hingga merata. Jika sudah merata, bahan dimasukan kedalam alat pencetak dan didiamkan selama 24 jam hingga mengeras,” papar Wulan sapaan akrabnya.
Sebelumnya, Wulan hanya menggunakan sabun buatannya untuk dirinya sendiri, lantaran kulitnya yang sensitif dan tidak cocok menggunakan sabun toko. Seiring berjalanya waktu, sabun buatannya mulai banyak diminati oleh teman-temannya dan hingga akhirnya pesanan berdatangan.
“Produksi sabun ini awalnya karena kulit saya sensitif terus saya bolak-balik ke dokter, klinik, tapi tidak ada yang cocok. Kemudian saya ketemu ada klinik yang cocok. Tapi kemudian karena mahal, akhirnya saya produksi sendiri,” imbuh Ibu dua anak ini.
Terdapat 3 varian sabun, mulai dari kopi, susu madu, dan madu. Sementara untuk harganya Rp.45.000 untuk eceran dan Rp.35.000 untuk harga reseller dengan minimal pembelian 15 pcs.
“Setiap hari buatnya dibantu suami. Sehari bisa produksi 45 pcs,” ungkap Wulan.
Selain memanfaatkan media sosial, Wulan juga menggandeng beberapa reseller dari lokal Tuban hingga Jakarta. Hingga kini, produk sabun herbal ini mampu terjual hingga wilayah Kalimantan, Jakarta, hingga Batam. (dzi/rok)
Sejak 8 bulan terakhir, ibu dua anak ini berhasil membuat produk sabun organik berbahan dasar madu dan kopi. Saat ditemui JTV, Selasa (12/09/2023) IRT 37 tahun ini berbagi tips tentang proses pembuatan sabun herbal yang diproduksinya.
“Dalam pembuatanya, lye dicampur air suling, oil, coconut oil, coffee oil, dan bubuk kopi dituangkan dalam tungku kemudian di blender hingga merata. Jika sudah merata, bahan dimasukan kedalam alat pencetak dan didiamkan selama 24 jam hingga mengeras,” papar Wulan sapaan akrabnya.
Sebelumnya, Wulan hanya menggunakan sabun buatannya untuk dirinya sendiri, lantaran kulitnya yang sensitif dan tidak cocok menggunakan sabun toko. Seiring berjalanya waktu, sabun buatannya mulai banyak diminati oleh teman-temannya dan hingga akhirnya pesanan berdatangan.
“Produksi sabun ini awalnya karena kulit saya sensitif terus saya bolak-balik ke dokter, klinik, tapi tidak ada yang cocok. Kemudian saya ketemu ada klinik yang cocok. Tapi kemudian karena mahal, akhirnya saya produksi sendiri,” imbuh Ibu dua anak ini.
Terdapat 3 varian sabun, mulai dari kopi, susu madu, dan madu. Sementara untuk harganya Rp.45.000 untuk eceran dan Rp.35.000 untuk harga reseller dengan minimal pembelian 15 pcs.
“Setiap hari buatnya dibantu suami. Sehari bisa produksi 45 pcs,” ungkap Wulan.
Selain memanfaatkan media sosial, Wulan juga menggandeng beberapa reseller dari lokal Tuban hingga Jakarta. Hingga kini, produk sabun herbal ini mampu terjual hingga wilayah Kalimantan, Jakarta, hingga Batam. (dzi/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News