BOJONEGORO - Jembatan Kaliketek yang berada di Jalur Provinsi Bojonegoro-Tuban tepatnya di Desa Kalisari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro mulai retak. Hal tersebut membuat warga Bojonegoro maupun Tuban yang melintas di jembatan setempat resah.
Kekhawatiran warga dua kabupaten ini terjadi lantaran jembatan tersebut merupakan satu-satunya jalur penghubung dari Bojonegoro maupun Tuban setelah jembatan glendeng ditutup total.
“Kalau lihat kondisinya retak begitu ya was-was juga mas. Apalagi jembatan glendeng ditutup. Ini jembatan satu-satunya yang di lewati kalau mau ke Tuban maupun Bojonegoro,” jelas Kholil, warga Parengan, Tuban.
Pantauan JTV di lokasi, keretakan sendiri ada pada plengsengan jembatan sisi selatan. Baik di sebelah kiri maupun kanan bangunan jembatan.
Menurut warga, retaknya plengsengan jembatan sudah lama diketahui. Namun, kini kondisinya semakin parah. Bahkan, penyambung antara jembatan dengan jalan raya juga turut retak.
“Kalau retaknya ini sudah cukup lama, tapi memang ini kondisi kok semakin parah. Tentu kami yang setiap hari lewat jembatan ini was-was mas,” terang Miah, warga Kapas, Bojonegoro.
Mendengar kabar tersebut, Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Jalan dan Jembatan (UPT-PJJ) Bojonegoro, Syaifudin , langsung meninjau jembatan tersebut. UPT PJJ Bojonegoro menganggap, keretakan hanya pada bibir atau selimut kerangka jembatan sehingga tidak membahayakan pengguna jalan.
“Yang pasti kami akan tetap menindaklanjuti keretakan jembatan tersebut dengan menyiapkan beberapa rencana dan upaya-upaya penanganan. Meski begitu, pihaknya menyatakan bangunan jembatan tetap aman,” jelasnya.
Diketahui, jembatan peninggalan belanda pada zaman penjajahan itu mengalami keretakan cukup lebar, pada bagian plengsengan jembatan terdapat sekitar 10 hingga 20 centimeter keretakan jembatan. Sementara, penyambung antara jembatan dengan jalan raya kerenggangan sekitar 3 centimeter. (lim/rok)
Kekhawatiran warga dua kabupaten ini terjadi lantaran jembatan tersebut merupakan satu-satunya jalur penghubung dari Bojonegoro maupun Tuban setelah jembatan glendeng ditutup total.
“Kalau lihat kondisinya retak begitu ya was-was juga mas. Apalagi jembatan glendeng ditutup. Ini jembatan satu-satunya yang di lewati kalau mau ke Tuban maupun Bojonegoro,” jelas Kholil, warga Parengan, Tuban.
Pantauan JTV di lokasi, keretakan sendiri ada pada plengsengan jembatan sisi selatan. Baik di sebelah kiri maupun kanan bangunan jembatan.
Menurut warga, retaknya plengsengan jembatan sudah lama diketahui. Namun, kini kondisinya semakin parah. Bahkan, penyambung antara jembatan dengan jalan raya juga turut retak.
“Kalau retaknya ini sudah cukup lama, tapi memang ini kondisi kok semakin parah. Tentu kami yang setiap hari lewat jembatan ini was-was mas,” terang Miah, warga Kapas, Bojonegoro.
Mendengar kabar tersebut, Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Jalan dan Jembatan (UPT-PJJ) Bojonegoro, Syaifudin , langsung meninjau jembatan tersebut. UPT PJJ Bojonegoro menganggap, keretakan hanya pada bibir atau selimut kerangka jembatan sehingga tidak membahayakan pengguna jalan.
“Yang pasti kami akan tetap menindaklanjuti keretakan jembatan tersebut dengan menyiapkan beberapa rencana dan upaya-upaya penanganan. Meski begitu, pihaknya menyatakan bangunan jembatan tetap aman,” jelasnya.
Diketahui, jembatan peninggalan belanda pada zaman penjajahan itu mengalami keretakan cukup lebar, pada bagian plengsengan jembatan terdapat sekitar 10 hingga 20 centimeter keretakan jembatan. Sementara, penyambung antara jembatan dengan jalan raya kerenggangan sekitar 3 centimeter. (lim/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News