NGAWI - Hasil inventarisasi pihak Perum Perhutani KPH Lawu, total luas lahan hutan yang terbakar di area Gunung Lawu mencapai 8 hektar. Penyebab kebakaran hutan diduga karena gesekan antar pohon dan adanya ulah oknum yang tidak bertanggung jawab.
Adm KPH Lawu Ds, Agus Ahmad Fadholi menjelaskan, dugaan penyebab kebakaran karena adanya gesekan antar pohon yang mengakibatkan timbulnya percikan api di musim kemarau. Selain itu, pihaknya juga menduga adanya ulah oknum yang tidak bertanggung jawab dengan membuang puntung rokok.
“Hasil inventarisir diketahui, total luas lahan yang terbakar sekitar 8 hektar di dua lokasi petak 39 dan 33 RPH Manyul masuk wilayah Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi,” ungkapnya kepada JTV, Kamis (07/09/2023).
Lanjut Agus, sebagai upaya antisipasi terjadinya kebakaran susulan, pihaknya telah menyiagakan satgas khusus serta membuat sekat bakar di sekitar hutan yang rawan terbakar sepanjang 20 kilometer.
“Sekat bakar tersebut dibuat antara hutan lindung dan hutan produksi,” imbuhnya.
Agus menambahkan, dalam mengantisipasi kebakaran hutan pihaknya juga berkoordinasi dengan forkopimda, relawan dan juga masyarakat sekitar hutan. Harapannya jika diketahui ada titik awal api dapat segera dipadamkan sebelum menjalar lebih luas.
Seperti diketahui, saat musim kemarau ini sangat rawan terjadi bencana kebakaran. Tidak hanya di wilayah pemukiman namun juga di wilayah hutan, sehingga diperlukan adanya peran serta semua pihak dalam membantu menjaga lingkungan terhadap bahaya kebakaran. (ito/rok)
Adm KPH Lawu Ds, Agus Ahmad Fadholi menjelaskan, dugaan penyebab kebakaran karena adanya gesekan antar pohon yang mengakibatkan timbulnya percikan api di musim kemarau. Selain itu, pihaknya juga menduga adanya ulah oknum yang tidak bertanggung jawab dengan membuang puntung rokok.
“Hasil inventarisir diketahui, total luas lahan yang terbakar sekitar 8 hektar di dua lokasi petak 39 dan 33 RPH Manyul masuk wilayah Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi,” ungkapnya kepada JTV, Kamis (07/09/2023).
Lanjut Agus, sebagai upaya antisipasi terjadinya kebakaran susulan, pihaknya telah menyiagakan satgas khusus serta membuat sekat bakar di sekitar hutan yang rawan terbakar sepanjang 20 kilometer.
“Sekat bakar tersebut dibuat antara hutan lindung dan hutan produksi,” imbuhnya.
Agus menambahkan, dalam mengantisipasi kebakaran hutan pihaknya juga berkoordinasi dengan forkopimda, relawan dan juga masyarakat sekitar hutan. Harapannya jika diketahui ada titik awal api dapat segera dipadamkan sebelum menjalar lebih luas.
Seperti diketahui, saat musim kemarau ini sangat rawan terjadi bencana kebakaran. Tidak hanya di wilayah pemukiman namun juga di wilayah hutan, sehingga diperlukan adanya peran serta semua pihak dalam membantu menjaga lingkungan terhadap bahaya kebakaran. (ito/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News