NGAWI - Kondisi instalasi pengolahan lumpur tinja IPLT di Desa Karangtengah Prandon, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, kondisinya mulai overload atau melebihi batas dari daya tampung. Kondisi ini membuat Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) setempat harus mengatur ulang layanan penyedotan di masyarakat.
Kepala Dinas PRKP Ngawi, Maftuh Affandi mengakui jika saat ini IPLT sudah overload. Hal ini membuat pihaknya harus mampu menyesuaikan daya tampung dengan melakukan penjadwalan dalam layanan penyedotan.
Menurutnya, untuk kapasitas IPLT Ngawi saat ini hanya sekitar 10 meter kubik. Sedangkan hasil penyedotan di masyarakat setiap hari mencapai 7 hingga 8 meter kubik.
“Agar IPLT tetap mampu menampung, maka dalam setiap tiga hari penyedotan diberikan waktu jeda sehari untuk proses pengendapan dan pengolahan. Sedangkan permintaan masyarakat, rata-rata dalam sehari minimal ada 3-4 rumah tangga dan satu instansi yang dilakukan penyedotan,” paparnya kepada JTV, Jumat (08/09/2023).
Melihat kondisi ini, pihak Dinas PRKP Ngawi merencanakan pengembangan untuk menambah kapasitas IPLT dari 10 meter kubik menjadi 20 meter kubik, pada tahun 2024 mendatang.
“Lumpur hasil olahan IPLT dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk tanaman. Keberadaan IPLT sendiri sangat penting dalam mengurangi pencemaran akibat limbah tinja. Hal ini sebagai peningkatan layanan bidang sanitasi dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih,” pungkas Maftuh menegaskan. (ito/rok)
Kepala Dinas PRKP Ngawi, Maftuh Affandi mengakui jika saat ini IPLT sudah overload. Hal ini membuat pihaknya harus mampu menyesuaikan daya tampung dengan melakukan penjadwalan dalam layanan penyedotan.
Menurutnya, untuk kapasitas IPLT Ngawi saat ini hanya sekitar 10 meter kubik. Sedangkan hasil penyedotan di masyarakat setiap hari mencapai 7 hingga 8 meter kubik.
“Agar IPLT tetap mampu menampung, maka dalam setiap tiga hari penyedotan diberikan waktu jeda sehari untuk proses pengendapan dan pengolahan. Sedangkan permintaan masyarakat, rata-rata dalam sehari minimal ada 3-4 rumah tangga dan satu instansi yang dilakukan penyedotan,” paparnya kepada JTV, Jumat (08/09/2023).
Melihat kondisi ini, pihak Dinas PRKP Ngawi merencanakan pengembangan untuk menambah kapasitas IPLT dari 10 meter kubik menjadi 20 meter kubik, pada tahun 2024 mendatang.
“Lumpur hasil olahan IPLT dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk tanaman. Keberadaan IPLT sendiri sangat penting dalam mengurangi pencemaran akibat limbah tinja. Hal ini sebagai peningkatan layanan bidang sanitasi dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih,” pungkas Maftuh menegaskan. (ito/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News
