BOJONEGORO - Cuaca kering dan panas sepanjang musim kemarau tahun ini membuat puluhan embung atau waduk buatan di Kabupaten Bojonegoro mengering. Kondisi tersebut salah satunya seperti terpantau di embung Desa Ngumpak Dalem, Kecamatan Dander, Bojonegoro, Sabtu (09/09/2023) siang.
Waduk yang sebelumnya dipenuhi dengan air ini, kini berubah kering kerontang akibat tidak ada hujan dan cuaca panas pada puncak musim kemarau ini. Menurut warga setempat, air di embung setempat mengalami penyusutan drastis sejak dua bulan terakhir.
“Ini mulai mengering itu sudah dua bulan lalu. Kemudian airnya terus menyusut hingga tidak tersisa,” jelas Wahab, warga setempat.
Sementara itu, menurut Kepala Bidang Air Baku dan Irigasi, Dinas Pekerjaan Umum Sumberdaya Air (PU SDA) Bojonegoro, Bungku Susilowati, ada puluhan embung yang sudah mengering di Bojonegoro.
Lanjut Susilowati, embung tersebut tersebar di sejumlah Desa dan Kecamatan di Bojonegoro, khususnya di wilayah selatan. Mengeringnya embung, berdampak pada lahan pertanian di sekitarnya.
“Embung yang kering dampak kemarau panjang ini ada puluhan. Yang terbanyak di kawasan Bojonegoro selatan. Jadi tidak hanya embung di Ngumpak Dalem saja,” jelasnya kepada JTV.
Tidak adanya pasokan air membuat lahan pertanian di sekitar embung gagal panen. Bahkan, sebagian besar sengaja dibiarkan terbengkalai oleh para petani.
Sementara itu sesuai prediksi BMKG, puncak musim kemarau berlangsung bulan Agustus hingga September. Kemarau tahun ini diperkirakan lebih parah karena ada fenomena el nino. (edo/rok)
Waduk yang sebelumnya dipenuhi dengan air ini, kini berubah kering kerontang akibat tidak ada hujan dan cuaca panas pada puncak musim kemarau ini. Menurut warga setempat, air di embung setempat mengalami penyusutan drastis sejak dua bulan terakhir.
“Ini mulai mengering itu sudah dua bulan lalu. Kemudian airnya terus menyusut hingga tidak tersisa,” jelas Wahab, warga setempat.
Sementara itu, menurut Kepala Bidang Air Baku dan Irigasi, Dinas Pekerjaan Umum Sumberdaya Air (PU SDA) Bojonegoro, Bungku Susilowati, ada puluhan embung yang sudah mengering di Bojonegoro.
Lanjut Susilowati, embung tersebut tersebar di sejumlah Desa dan Kecamatan di Bojonegoro, khususnya di wilayah selatan. Mengeringnya embung, berdampak pada lahan pertanian di sekitarnya.
“Embung yang kering dampak kemarau panjang ini ada puluhan. Yang terbanyak di kawasan Bojonegoro selatan. Jadi tidak hanya embung di Ngumpak Dalem saja,” jelasnya kepada JTV.
Tidak adanya pasokan air membuat lahan pertanian di sekitar embung gagal panen. Bahkan, sebagian besar sengaja dibiarkan terbengkalai oleh para petani.
Sementara itu sesuai prediksi BMKG, puncak musim kemarau berlangsung bulan Agustus hingga September. Kemarau tahun ini diperkirakan lebih parah karena ada fenomena el nino. (edo/rok)