TUBAN – Pengurus Klenteng Kwan Sing Bio di Jalan Re Martadinata, Kabupaten Tuban kembali menggelar tradisi tahunan sedekah bumi. Dalam tradisi ini, ratusan nasi buceng disiapkan oleh pihak klenteng setempat untuk dibagi-bagikan secara gratis kepada warga.
Pantauan JTV di lokasi, sebelum dimulai, pengurus dan jamaah klenteng berlambang kepiting ini menggelar ritual sembahyang. Mereka bersama-sama memberi penghormatan di hadapan altar nenek moyang dan para leluhur. Ritual berlangsung khidmat selama kurang lebih tiga puluh menit.
Setelah ritual selesai, warga yang telah mengantri, berdesak-desakan dan menunggu selama satu jam, baru diperbolehkan masuk dan diberi sesaji berupa makanan yang sudah disiapkan di atas panggung.
Bagi warga yang sudah memperoleh sesaji langsung pulang ke rumah untuk makan bersama keluarga. Tradisi rebutan buceng ini sudah menjadi langganan warga, karena dianggap sebagai rejeki.
“Ini dapat satu mas, alhamdulillah tadi sempat antre banyak soalnya. Ini nanti mau saya makan dengan anak-anak di rumah,” ungkap Sulis, salah satu warga.
Sementara itu, tokoh Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Gunawan Putra Wirawan mengatakan, tradisi sembahyang rebutan atau disebut sedekah bumi ini sudah dilakukan jamaah Klenteng Kwan Sing Bio sejak ratusan tahun silam.
Lanjutnya, hal ini dilakukan untuk memberi penghormatan kepada arwah para leluhur, yang tidak memiliki keluarga lagi dan tak terurus. “Sehingga umat tri dharma mengirimkan doa kepada para arwah tersebut,” ungkapnya.
Sesaji yang diperebutkan warga ini berisi nasi, mie instan, camilan, gula, garam dan roti. Setiap buceng merupakan sesaji dari jamaah klenteng yang diberi tanda berupa bendera bertuliskan nama penyumbang. (dzi/rok)
Pantauan JTV di lokasi, sebelum dimulai, pengurus dan jamaah klenteng berlambang kepiting ini menggelar ritual sembahyang. Mereka bersama-sama memberi penghormatan di hadapan altar nenek moyang dan para leluhur. Ritual berlangsung khidmat selama kurang lebih tiga puluh menit.
Setelah ritual selesai, warga yang telah mengantri, berdesak-desakan dan menunggu selama satu jam, baru diperbolehkan masuk dan diberi sesaji berupa makanan yang sudah disiapkan di atas panggung.
Bagi warga yang sudah memperoleh sesaji langsung pulang ke rumah untuk makan bersama keluarga. Tradisi rebutan buceng ini sudah menjadi langganan warga, karena dianggap sebagai rejeki.
“Ini dapat satu mas, alhamdulillah tadi sempat antre banyak soalnya. Ini nanti mau saya makan dengan anak-anak di rumah,” ungkap Sulis, salah satu warga.
Sementara itu, tokoh Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, Gunawan Putra Wirawan mengatakan, tradisi sembahyang rebutan atau disebut sedekah bumi ini sudah dilakukan jamaah Klenteng Kwan Sing Bio sejak ratusan tahun silam.
Lanjutnya, hal ini dilakukan untuk memberi penghormatan kepada arwah para leluhur, yang tidak memiliki keluarga lagi dan tak terurus. “Sehingga umat tri dharma mengirimkan doa kepada para arwah tersebut,” ungkapnya.
Sesaji yang diperebutkan warga ini berisi nasi, mie instan, camilan, gula, garam dan roti. Setiap buceng merupakan sesaji dari jamaah klenteng yang diberi tanda berupa bendera bertuliskan nama penyumbang. (dzi/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News
