NGAWI - Musim kemarau panjang pada tahun ini, berdampak positif terhadap panen tembakau di Kabupaten Ngawi. Bahkan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat memperkirakan, secara keseluruhan untuk hasil produksi tembakau mencapai 2.500 ton.
Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura DKPP Ngawi, Hendro Budi Suryawan menjelaskan, pada musim tanam tembakau tahun 2023 luas lahan tanam tembakau di Ngawi mencapai 1.401 hektar. Dari jumlah itu produktifitas di tiap hektarnya mencapai 1,8 hingga 2 ton atau setara 2.500 ton untuk 1.401 hektar lahan.
“Tahun ini, petani yang menaman tembakau lahannya tersebar di 13 wilayah Kecamatan. Hasilnya cukup bagus dan kita hitung perkiraan tembus 2.500 ton,” jelas Hendro kepada JTV, Senin (16/10/2023).
Lanjutnya, musim kemarau panjang membuat minat petani beralih menanam tembakau cukup besar di banding tahun sebelumnya yang hanya terdapat 500 hektar. Sebagai upaya membantu pemasaran, DKPP Ngawi juga memfasilitasi kemitraan untuk penyerapan tembakau petani.
“Kami upayakan itu dengan harga saat ini dikisaran Rp42.000 hingga Rp50.000 per kilogram untuk rajang kering,” tegasnya. (ito/rok)
Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura DKPP Ngawi, Hendro Budi Suryawan menjelaskan, pada musim tanam tembakau tahun 2023 luas lahan tanam tembakau di Ngawi mencapai 1.401 hektar. Dari jumlah itu produktifitas di tiap hektarnya mencapai 1,8 hingga 2 ton atau setara 2.500 ton untuk 1.401 hektar lahan.
“Tahun ini, petani yang menaman tembakau lahannya tersebar di 13 wilayah Kecamatan. Hasilnya cukup bagus dan kita hitung perkiraan tembus 2.500 ton,” jelas Hendro kepada JTV, Senin (16/10/2023).
Lanjutnya, musim kemarau panjang membuat minat petani beralih menanam tembakau cukup besar di banding tahun sebelumnya yang hanya terdapat 500 hektar. Sebagai upaya membantu pemasaran, DKPP Ngawi juga memfasilitasi kemitraan untuk penyerapan tembakau petani.
“Kami upayakan itu dengan harga saat ini dikisaran Rp42.000 hingga Rp50.000 per kilogram untuk rajang kering,” tegasnya. (ito/rok)