BOJONEGORO - Bendungan Karangnongko bakal memasok air baku di dua provinsi, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pembangunan bendungan akan dilakukan di dua lokasi yaitu Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dan Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan pembangunan proyek Bendung Gerak Karangnongko ini merupakan upaya pemerintah dalam mendukung program ketahanan air.
“Percepatan pembangunan Bendungan Gerak Karangnongko dilakukan untuk menambah jumlah tampungan air dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan air, khususnya di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur,” ujar Basuki.
Basuki mengatakan pembangunan Bendungan Gerak Karangnongko sudah lama direncanakan untuk menambah suplai air bagi daerah kering di Kabupaten Blora dan Bojonegoro dengan membendung Sungai Bengawan Solo.
“Sebenarnya cita-cita membangun Bendung Gerak ini sudah lama, bisa kita lihat langsung di sekitar sini, kering kerontang semua. Tidak ada jalan lain kecuali harus ada air,” katanya.
Bendung Karangnongko merupakan long storage yang memanfaatkan teknologi bendungan gerak di Sungai Bengawan Solo sepanjang 24 kilometer, sehingga nantinya dapat menampung air dengan kapasitas 59 juta m³.
Secara teknis, Bendungan ini memiliki luas genangan 1.027 hektare untuk mengairi daerah irigasi seluas 6.950 hektare di Kabupaten Blora, Bojonegoro, dan sekitarnya.
Suplai air irigasi Bendungan Karangnongko didistribusikan melalui Daerah Irigasi (DI) Karangnongko Kiri (Kabupaten Blora) seluas 1.746 hektare dan DI Karangnongko Kanan (Kabupaten Bojonegoro) seluas 5.203 hektare.
Perlu diketahui bahwa pembangunan Bendungan Gerak Karangnongko dikerjakan dalam 2 paket pekerjaan dengan anggaran APBN senilai Rp1,26 triliun. Bendungan Gerak Karangnongko ditargetkan selesai sesuai kontrak Desember 2026. (lim/rok)