SITUBONDO - Objek wisata pasir putih yang berdekatan dengan Jalur Pantura Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, dikenal memiliki ombak air laut yang tenang. Para pengunjung yang singgah di wisata bahari ini, pastinya mengenal jenis kuliner legendaris yakni sate lalat.
Dalam bahasa Madura, kuliner legendaris ini disebut sate lalak. Diberi nama sate lalat karena ukuran daging ayam boiler yang super kecil. Dimana potongan daging ayam yang mini, membuat sate lalat memiliki rasa unik, gurih, renyah dan lembut.
Sebelum dibakar dengan arang, daging ayam mini tersebut terlebih diberi bumbu kecap. Proses pembakaran sate lalak ini hanya memerlukan waktu singkat untuk bisa dihidangkan. Jika warnanya coklat ke emasan, sate lalak sudah bisa disajikan dan disantap.
Rasa sate lalat ini dinilai cukup unik. Sebab, tekstur sate gurih bercampur lembutnya daging ayam. Biasanya sate lalat ini dipadukan dengan lontong, ditambah dengan nikmatnya bumbu kacang dan kecap khas Madura.
“Kalau pas berwisata disini pasti mampir makan sate lalat mas. Rasanya enak, apalagi bumbu kacang dan kecap khas Maduranya, membuat ketagihan,” jelas Ocha Pangestu, salah satu pengunjung.
Sementara itu, penjual sate lalat, Rahmad mengaku, setiap hari rata-rata penjualan sate lalat miliknya ini bisa menjual sekitar 300 tusuk sate. Jumlah itu bisa bertambah dua kali lipat jika musim liburan panjang.
“Kalau hari biasa 300 tusuk habis. Tapi kalau pas hari libur akhir pekan atau libur panjang bisa naik lebih dari 600 tusuk sehari,” ungkapnya kepada JTV, Selasa (10/10/2023).
Satu porsi sate lalat dibandrol 15 ribu rupiah. Pembeli sudah bisa mencicipi 15 tusuk sate, lontong dan bumbu khas Madura. Selain harga yang terjangkau, wisatawan juga dimanjakan dengan pemandangan indah, laut biru dan pasir putih memanjakan mata. (and/rok)
Dalam bahasa Madura, kuliner legendaris ini disebut sate lalak. Diberi nama sate lalat karena ukuran daging ayam boiler yang super kecil. Dimana potongan daging ayam yang mini, membuat sate lalat memiliki rasa unik, gurih, renyah dan lembut.
Sebelum dibakar dengan arang, daging ayam mini tersebut terlebih diberi bumbu kecap. Proses pembakaran sate lalak ini hanya memerlukan waktu singkat untuk bisa dihidangkan. Jika warnanya coklat ke emasan, sate lalak sudah bisa disajikan dan disantap.
Rasa sate lalat ini dinilai cukup unik. Sebab, tekstur sate gurih bercampur lembutnya daging ayam. Biasanya sate lalat ini dipadukan dengan lontong, ditambah dengan nikmatnya bumbu kacang dan kecap khas Madura.
“Kalau pas berwisata disini pasti mampir makan sate lalat mas. Rasanya enak, apalagi bumbu kacang dan kecap khas Maduranya, membuat ketagihan,” jelas Ocha Pangestu, salah satu pengunjung.
Sementara itu, penjual sate lalat, Rahmad mengaku, setiap hari rata-rata penjualan sate lalat miliknya ini bisa menjual sekitar 300 tusuk sate. Jumlah itu bisa bertambah dua kali lipat jika musim liburan panjang.
“Kalau hari biasa 300 tusuk habis. Tapi kalau pas hari libur akhir pekan atau libur panjang bisa naik lebih dari 600 tusuk sehari,” ungkapnya kepada JTV, Selasa (10/10/2023).
Satu porsi sate lalat dibandrol 15 ribu rupiah. Pembeli sudah bisa mencicipi 15 tusuk sate, lontong dan bumbu khas Madura. Selain harga yang terjangkau, wisatawan juga dimanjakan dengan pemandangan indah, laut biru dan pasir putih memanjakan mata. (and/rok)