NGAWI - Kenaikan harga kedelai membuat sejumlah produsen tahu di Kabupaten Ngawi memilih tutup. Pasalnya, mahalnya harga kedelai, membuat biaya produksi tidak sebanding dengan hasil yang mereka dapatkan.
Kondisi tersebut salah satunya seperti yang dirasakan para produsen tahu di Gang Tahu, Desa Gelung, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Rabu (15/11/2023). Di kawasan setempat, sebelumnya ada sebanyak 10 produsen tahu.
Namun, mahalnya harga kedelai impor yang kini menembus harga 14 ribu rupiah per kilogram, membuat sebagian besar produsen memilih tutup. Bahkan, saat ini hanya 4 produsen saja yang masih beroperasi. Untuk bisa bertahan, mereka terpaksa mengecilkan ukuran tahu.
“Disini itu ada 10 pabrik tahu. Tapi sekarang tinggal 4 yang buka mas. Itu mulai banyak yang tutup sejak 2020 saat pandemi karena harga kedelai impor mahal,” ungkap Ningsih, salah satu produsen yang masih buka.
Lanjut Ningsih, harga kedelai impor saat ini mencapai 14 ribu rupiah per kilogram. Padahal sebelumnya, harganya hanya dikisaran 10 ribu rupiah per kilogram.
“Kedelai yang mahal itu membuat para produsen tahu disini tutup. Karena biaya produksinya tidak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan,” tegasnya.
Ningsih menambahkan, untuk jumlah produksi tahu miliknya juga masih terbilang cukup kecil. Setiap hari hanya sekitar membutuhkan 20 kilogram kedelai saat kondisi normal. Namun jika musim hajatan pesanan kebutuhan kedelai untuk produksi mencapai 50 kilogram.
“Semoga harga kedelai bisa kembali normal mas, biar pabrik tahu disini juga bisa beroperasi normal kembali,” pungkasnya. (ito/rok)
› Ngawi
› Pojok Pitu
› Potensi Daerah
› Viewer
› Viral
Harga Kedelai Naik, Sejumlah Produsen Tahu Ngawi Pilih Tutup
Sketsa Bengawan
Rabu, 15 November 2023, 16:21 WIB
Last Updated
2023-11-20T08:24:03Z
Harga Kedelai Naik, Sejumlah Produsen Tahu Ngawi Pilih Tutup
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News