TUBAN - Sekolah Periksa Fakta dan Keamanan Digital yang digelar Ronggolawe Press Solidarity (RPS) terus bergulir. Pada titik ketiga ini, kegiatan digelar di MA Islamiyah, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Sabtu (25/11/2023).
Dalam kegiatan ini, para siswa SMA sederajat dari sejumlah sekolah mendapat materi tentang teknik mencari kebenaran berita. Pasalnya, tidak semua berita yang beredar di dunia maya benar. Terlebih pada masa-masa tahun politik seperti saat ini.
“Agar tahu berita itu benar atau tidak harus tahu sumber beritanya. Caranya, harus berfikir sistematis tidak boleh kira-kira. Salah satunya dengan periksa fakta. Ini metode untuk memastikan sumber berita itu terpercaya atau tidak,”ujar Edy Purnomo salah satu narasumber.
Untuk memastikan berita atau artikel yang beredar itu benar ada tidak, lanjut Edy, bisa dicek di website atau situs-situs resmi. Misalnya melalui google atau situs lain sejenis, dengan mengetik kata kunci atau keyword apa yang ingin dicari.
Direktur media online blokTuban.com itu memberi contohnya beredar di media sosial tentang lowongan kerja di SPBU Pertamina. Setelah dicek di situs pencarian resmi ternyata itu adalah kabar hoaks karena hasil pencarian menunjukkan bahwa info lowongan itu tidak benar.
Ada banyak situs terpercaya yang menyatakan kabar tersebut hoaks, bahkan situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga menyatakan hal yang sama. Saat dicek di situs resmi Pertamina juga tidak ada info lowongan tersebut.
Sedang cara untuk memastikan situs resmi atau tidak bisa dengan cara cek alamat situsnya dengan mencari di mesin pencarian semacam google. Bisa melihat domainnya, misalnya com, net, co.id, org atau lainnya.
“Kegunaan domain untuk melihat apakah situs tersebut untuk komersial, organisasi atau lembaga. Siswa atau santri harus ikut membantu memberantas hoaks, membantu mencarikan informasi yang benar dan terpercaya,”katanya.
Kalau bentuknya artikel, urai Edy, cara mencari atau melihat berita itu benar atau tidaknya bisa melalui situs dewanpers.or.id. di sini bisa melihat atau mencari data nama media dan wartawannya.
“Kalau ada website yang isinya banyak iklannya, apalagi yang iklannya tak senonoh atau judi online langsung ditinggal saja,jangan malah diklik,”pesan dia.
Ungkap Edy, ada website who.is, gunanya untuk mencari alamat website resmi atau tidak. Kalau website resmi pasti mencantumkan alamat dan nama penanggungjawabnya.
“Kalau tidak mencantumkan itu, layak dicurigai,”pesan dia.
Sekolah Periksa Fakta dan Keamanan Digital ini dihelat oleh RPS kali ini dibuka langsung oleh Plt Kepala Kemenag Tuban Moh Qosim. Hadir pembukaan itu Kepala MA Salafiyah H. Ahmad Mustain, Ketua RPS Khoirul Huda dan perwakilan dari Pertamina EP Field Cepu dan Pertamina Sukowati Yeri Usianawati.
Plt Kepala Kemenag Tuban Moh Qosim dalam sambutannya mengatakan, pelatihan cek fakta dan keamanan digital ini sangat penting. Apalagi saat ini memasuki tahun politik tentu informasi hoax akan semakin bertebaran.
“Sekarang segala informasi yang masuk di gadget kalian, itu tidak semua benar,” ujarnya.
Maka di tengah informasi yang berpotensi hoax itu, perlunya ada klarifikasi atau tabayyun. “Sebagaimana perintah Alquran itu juga memerintahkan kita untuk melakukan tabayyun,” bebernya.
Tabayun ini seperti apa? Inilah kemudian pentingya cek fakta yang kemudian disampaikan dalam pelatihan ini.
Qosim, sapaannya mengingatkan, pentingnya cek fakta agar tidak tidak mudah terjebak dengan informasi palsu.
“Karena ketika kita menyebar informasi hoax, sama saja kita mengantarkan dosa ke pihak lain. Itulah nantinya akan menjadi jariyah dosa,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala MA Islamiyah. Ahmad Mustain mengatakan, sekolah cek fakta dan keamanan digital ini merupakan ilmu yang sangat dibutuhkan, apalagi kalangan remaja yang tidak asing dengan dunia digital. Tentunya selalu bersinggungan dengan berbagai informasi entah itu benar atau hoax.
“Ini ilmu yang penting, terlebih ini pelajaran yang tidak ada di kelas, jadi harap diperhatikan dengan baik,” terang dia.
Mustain, menyampaikan, saat ini satu pencetan di gadget itu akan sangat bisa menarik akibat.
“Kalau pencetanamu baik, maka itu akan jadi amal baik. Ketika hoax itu akan menjadi amal jariyah buruk nantinya,” tuturnya.
Sementara perwakilan Pertamina EP Cepu Yeri Usianawati mengatakan, kegiatan pelatihan ini yang didukung oleh Pertamina EP Cepu sebagai bentuk dukungan kepada masyarakat di sekitar operasi pertamina. Salah satunya dengan kegiatan pendidikan di sekolah-sekolah sekitar operasi.
“Kami ucapkan selamat mengikuti pelatihan. Semoga bermanfaat untuk adik-adik semua,”kata dia.
Sedangkan, Ketua RPS Tuban Khoirul Huda menambahkan, pelaksanaan sekolah ini merupakan tanggungjawab sebagai seorang jurnalis. Selain sebagai kontrol dan memberikan edukasi melalui pemberitaan.
“Tapi kami juga memberikan edukasi dengan menyentuh ke siswa sebagai calon penerus,” imbuhnya.
Apalagi lanjutnya, selama ini apalagi setelah UU ITE disahkan, banyak masyarakat yang terjerat karena ketidaktahuan.
“Makanya kami prihatin,” ujarnya.
Harapannya setelah ini peserta yang mengikuti pelatihan bisa menjadi duta anti hoax. “Setelah mengikuti pelatihan ini harap dibagi dengan teman-teman lainnya,” imbuhnya.
Huda, sapaannya, juga mengucapkan terima kasih kepada pihak mendukung acara ini. Dari Pertamina EP Field Cepu, Kemenag Tuban, Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. (dzi/rok)