NGAWI - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ngawi, membuat terobosan dengan memanfaatkan tumpukan sampah yang ada di TPA Selopuro setempat. Tahun ini, dinas setempat telah membuat jaringan untuk suplay terhadap gas metan yang dihasilkan dari tumpukan sampah tersebut yang selanjutnya dapat dinikmati warga sekitar.
Kepala DLH Ngawi, M.Taufiq Agus Susanto menjelaskan, dari tumpukan sampah yang setiap hari masuk ke TPA Selopuro tersebut, saat ini sudah ada 10 jaringan rumah warga yang terpasangan instalasi gas metan yang dihasilkan TPA. Masyarakat dapat memanfaatkan secara gratis untuk memenuhi kebutuhan masak sehari-hari.
“Kami targetkan pada tahun depan secara optimal mampu mencukupi kebutuhan terhadap 60 rumah warga yang ada di sekitar TPA,” jelasnya kepada JTV, Senin (11/12/2023).
Taufiq menambahkan, adanya kampung mandiri energi dengan pemanfaatan gas metan yang dihasilkan dari TPA Selopuro. Selain menghasilkan gas metan di TPA Selopuro juga dilakukan pengolahan kompos hasil tumpukan sampah organik.
“Untuk sampah organik itu juga dapat dimanfaatkan untuk tanaman, serta budidaya magot atau ulat buah untuk pakan ternak ikan lele,” imbuhnya.
Seperti diketahui, hampir setiap hari 35 ton sampah yang mayoritas dihasilkan rumah tangga masuk ke TPA Selopuro. Optimalisasi pemanfaatan sampah menjadi barang bermanfaat terus dilakukan agar dapat membantu masyarakat. (ito/rok)
Kepala DLH Ngawi, M.Taufiq Agus Susanto menjelaskan, dari tumpukan sampah yang setiap hari masuk ke TPA Selopuro tersebut, saat ini sudah ada 10 jaringan rumah warga yang terpasangan instalasi gas metan yang dihasilkan TPA. Masyarakat dapat memanfaatkan secara gratis untuk memenuhi kebutuhan masak sehari-hari.
“Kami targetkan pada tahun depan secara optimal mampu mencukupi kebutuhan terhadap 60 rumah warga yang ada di sekitar TPA,” jelasnya kepada JTV, Senin (11/12/2023).
Taufiq menambahkan, adanya kampung mandiri energi dengan pemanfaatan gas metan yang dihasilkan dari TPA Selopuro. Selain menghasilkan gas metan di TPA Selopuro juga dilakukan pengolahan kompos hasil tumpukan sampah organik.
“Untuk sampah organik itu juga dapat dimanfaatkan untuk tanaman, serta budidaya magot atau ulat buah untuk pakan ternak ikan lele,” imbuhnya.
Seperti diketahui, hampir setiap hari 35 ton sampah yang mayoritas dihasilkan rumah tangga masuk ke TPA Selopuro. Optimalisasi pemanfaatan sampah menjadi barang bermanfaat terus dilakukan agar dapat membantu masyarakat. (ito/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News
