NGAWI - Upaya stabilisasi harga yang dilakulan dengan cara operasi pasar beberapa waktu lalu oleh Pemkab Ngawi dinilai belum mampu menekan tingginya harga pangan. Bahkan, gelaran operasi pasar dikeluhkan oleh para pedagang karena berdampak pada daya beli masyarakat yang turun.
Sejumlah komoditas bahan pangan mulai beras, gula, telur masih cukup tinggi di Pasar Besar Ngawi, Rabu (27/12/2023). Termasuk untuk sayuran seperti cabai, bawang merah juga masih bertahan tinggi. Kondisi ini karena minimnya stok dari distributor.
Sejumlah pedagang mengaku, jika momentum Natal dan Tahun Baru serta saat ini banyak warga yang menggelar hajatan menjadi penyebab naiknya sejumlah komoditas itu. Seperti gula masih dikisaran Rp17.000 per kilogram, beras Rp13.000-Rp13.500 per kilogram, dan sejumlah komoditas lainnya.
“Pasar murah yang digelar pemerintah malah justru berdampak pada turunnya jumlah pembeli di pasar. Harga kebutuhan juga masih mahal,” jelas Essy Istiarini, salah satu pedagang di Pasar Besar Ngawi.
Pedagang berharap untuk upaya stabilisasi yang dilakukan pemerintah tidak dengan menggelar pasar murah karena sangat berdampak pada pedagang pasar. Pihaknya menilai jika stabilisasi harga bisa dialihkan dengan cara pemberian subsidi atau ongkos angkut terhadap distribusi bahan pangan.
“Dari para operasi pasar, mending dialihkan ke subsidi ongkos angkut, sehingga pedagang juga ikut merasakan dampak positifnya,” timpal Bagus Widiyantoro, pedagang lain. (ito/rok)