NGAWI - Suwardi, warga Desa Sidowayah, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, berhasil menyulap limbah kayu jati menjadi kerajinan kursi anak-anak yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dibantu sekitar 10 orang pegawainya, dirinya mampu meproduksi lebih 20 kursi anak-anak yang cantik setiap harinya.
Bahkan, tidak hanya pasaran lokal, hasil produksi kursi dari limbah jati itu, mampu menembus pasaran luar negeri, seperti Taiwan, Malaysia, Jepang, Prancis, hingga Swedia. Untuk satu kursi anak-anak tersebut dijual seharga 130 ribu rupiah hingga 140 ribu rupiah, tergantung kerumitan memproduksi kursi itu sendiri.
Suwardi mengatakan, produksi kursi anak-anak ini ia lakukan sejak tahun 1998 dengan modal nekad. Namun karena ia serius menggelutinya, usahanya ini terus berkembang hingga dikenal para pejabat di Jawa Timur.
“Saya awalnya itu jualan kursi di jalanan pasar. Tanpa sengaja ada pejabat yang suka dengan kursi saya. Kemudian saya difasilitasi untuk mengikuti pameran di Jakarta,” ungkapnya kepada JTV, Sabtu (23/12/2023).
Lanjut Suwardi, karena ada manfaat yang bisa dikembangkan, kemudian dirinya mengontrak di Jakarta agar bisa mengikuti pameran terus hingga akhirnya bisa ikut pameran mandiri ke Kuala Lumpur, Johor, Penang dan Kinabalu, Malaysia.
“Setelah mengikuti pameran-pameran, produksi saya semakin banyak diminati negara lainnya,” imbuhnya.
Walau sempat terganggu saat wabah Covid 19, namun kursi anak-anak itu tetap mendapatkan pesanan, walau biaya pengiriman lebih mahal. Kini, usahanya mulai menggeliat dan masih mendapatkan order dari negara Swedia, Jepang dan Taiwan.
“Waktu covid itu lumayan berdampak terhadap bisnis saya. Tapi sampai sekarang saya masih kirim ke berbagai negara,” jelas Suwardi.
Suwardi berharap, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Ngawi juga turut membantu mempromosikan hasil produksi kursi tersebut, agar penjualannya kembali normal kembali. (ito/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News