TUBAN - Kasus peretasan akun media sosial hingga akun perbankan di era digital kian marak terjadi. Tak sedikit korban yang mengalami kerugian.
Ada upaya yang bisa dilakukan dan langkah yang bisa diambil untuk mengamankan akun-akun digital kita. Namun, keahlian ini butuh dilatih dan dipelajari agar mahir dan minimal bisa membentengi akun media digital yang dimiliki dari seragan.
Ketrampilan ini yang diberikan Ronggolawe Press Solidarity (RPS) pada siswa yang mengikuti Sekolah Fakta dan Keamanan Digital yang digelar SMKN Palang. Lebh dari 30 peserta perwakilan dari beberepa sekolah SMA sederajat di Palang mengikuti kegiatan ini.
Selain materi tentang cek fakta dan keamanan digital, peserta juga menerima materi tentang keamanan akun perbankan yang disampaikan oleh Ira Lidya dari Bank Jatim Cabang Tuban. RPS sengaja menggandeng Bank Jatim untuk bersama-sama memberikan edukasi pada para siswa terkait dengan keamanan akun perbankan.
Kepala SMKN Palang Agus Siswanto membuka kegiatan ini. Kasek mengucapkan selamat datang di SMKN Palang. Dia menyebut, lulus dari SMK atau sekolah lain bisa jadi apa saja, tergantung bagaimana siswa menyiapkan dirinya. Sesuai dengan tema cek fakta dan keamanan digital dia sangat mendukung kegiatan ini.
“Hari ini, bukan sesuatu yang baru saat nomor ada dibjak, akun dibajak dan lain-lain. Ini sering dialami,” jelasnya.
Kasek yang baru setahun menjabat di SMKN Palang ini juga menerangkan tidak semua informasi atau berita yang ada di meda, khususnya media online itu fakta. Hal ini yang paling penting dipahami dan diketahui.
“Banyak hoaks yang beredar, bahaya kalau kita menyebar hoaks, ada sanksi hukum. Jadi ikuti kagiatan ini sepenuh hati, apa yang harus dilakukan agar tidak terjerat hukum, banyaklah bertanya yang belum diketahui,” tuturnya.
Ketua RPS Khoirul Huda juga menyampaikan terimakasih sudah diizinkan untuk membuat kegiatan di SMKN Palang. Sekitar dua tahun lalu, kata dia, RPS juga sudah menggelar diklat jurnalistik di sekolah ini.
“Ini adalah tugas kami sebagai jurnlis, selain fungsi kontrol juga memberikan edukasi pada masyarakat, selain untuk hiburan, amanat UU seperti itu,” tegasnya.
Selain menyajikan berita, jurnalis juga belajar bersama dengan masyarakat agar masyarakat teredukasi. Terkait berlakunya UU ITE, menurur dia, banyak masyarakat yang menjadi korban karena ketidaktahuan. Masyarakat bermedsos tapi tidak memahami UU, hingga akhirnya terjerat masalah hukum.
“Juga ingin siswa memahami cara kerja jurnalis atau wartawan. Bisa membedakan mana berita hoaks mana yang benar. Bagaimana menggunakan media sosial dengan baik. Karena hape atau akun medsos yang dipegang bagai pisau bermata dua, kalau tidak berhati-hati menggunakannya bisa melukai diri sendiri. Saya berharap nanti ilmu yang didapat bisa ditularkan ke teman-teman, keluarga dan lingkungan,” pesannya.
Karena sekarang perusahaan saat akan merekrut karyawan juga melihat media sosial calon karyawannya. Sehingga kalau yang diunggah hal-hal yang tidak benar, maka akan dinilai buruk dan bisa menjadi penghalang untuk diterima sebagai karyawan.
Huda menyebut, menjelang pilpres seperti sekarag, usai debat pertama pasti banyak berita yang beredar. Sedang tren berita hoaks juga naik menjelang pilpres ini. Sehingga jangan sampai siswa dan masyarakat tersesat pada berita yang tidak benar.
“Ini membuat kami prihatin. Sebagai bentuk tanggungjawab moral kami sebagai jurnalis, kami berusaha mengajak mengonsumsi berita yang benar dan bermedia sosial yang baik dan bijak,” tandasnya.
Sementara Ira Lidya dari Bank Jatim Cabang Tuban yang memberikan materi tentang keamanan perbankan menjelaskan, di era digital perbankan juga ada perubahan-perubahan dan menyesuaikan untuk layanannya. Kalau dulu menabung di celengan, perkembangannya ada tabungan di bank ada ATM, lalu ada mobile banking atau M-banking.
“Ada kemudahan-kemudahan di era digital namun juga dibarengi dengan potensi gangguan. Takut ATM saya dibobol, uang saya hilang dan sebagainya. Namun di Bank Jatim dijamin keamananannya. Benar-benar merahasiakan nasabah,” ungkap dia.
Dari berita yang beredar, ada banyak kasus pihak yang iseng atau jahil ingin membobol rekening orang lain, ini harus diwaspadai. Karena itu harus sangat hati-hati. Misalnya menerima kiriman aplikasi atau sejenisnya jangan asal membuka. Karena bisa juga membobol hape, nomor dihack dan sejenisnya.
“Makanya harus hati-hati. Karena tak sedikit kejadian disebabkan oleh keteledoran nasabah sendiri,” bebernya.
Untuk menyiapkan masa depan, Ira juga mengjak siswa punya tabungan atau rekening. Tabungan bisa untuk untuk biaya kuliah. Sedang rekening digunakan untuk membayar kuliah, karena sekarang juga memakai rekening.
“Begitu juga kalau misalnya tidak kuliah dan langsung kerja, gaji juga langsung ke rekening. Jadi rekening saat ini sangat penting,” urainya.
Di Bank Jatim, lanjut dia, ada Tabunganku yang khusus untuk pelajar. Tabungan ini ada bunga dan tidak ada biaya administrasi, uang juga aman. Untuk pengusaha ada tabungan Simpeda, ini ada biaya administrasi, tapi bunganya juga tinggi. Sehingga antara biaya administrasi dibanding bunganya, masih tinggi bunga.
“Jadi mari merencanakan masa depan dengan menabung dan punya rekening di bank,” tutupnya. (dzi/rok)