Sekolah periksa fakta dan keamanan digital yang digelar RPS di SMKN 1 Tuban, Sabtu (09/12/2023). |
TUBAN – Ronggolawe Press Solidarity (RPS) kembali mengajak para siswa SMA dan sederajat di Kabupaten Tuban untuk cerdas bermedia sosial dan cakap memeriksa fakta atas banyaknya informasi yang bertebaran di media sosial. Pada titik keempat ini, RPS menggelar kegiatan di SMKN 1 Tuban, Sabtu (09/12/2023).
Acara yang menggandeng SIG Pabrik Tuban ini diikuti oleh 40 lebih peserta perwakilan dari SMA dan sederajat di wilayah Tuban. Pembukaan kegiatan dihadiri Senior Manager of Corporate Communication SIG Pabrik Tuban Setiawan Prasetyo, Wakasek Humas SMKN 1 Tuban Lilik Retnowati dan Ketua RPS Khoirul Huda.
Mewakili SMKN 1 Tuban, Lilik Retnowati dalam sambutannya mengatakan, selama ini sekolah tempatnya mengabdi banyak kerjasama dengan banyak pihak di luar sekolah. Salah satunya dengan SIG sendiri. Dia berterimakasih dan bangga SMKN 1 menjadi tempat kegiatan.
“Luar biasa teman-teman pers dari RPS ini, karena memberikan kegiatan yang sangat mendidik,” jelasnya.
Kepada para peserta, Lilik berharap usai mengikuti sekolah fakta ini peserta bisa menjadi tutor sebaya yang akan menularkan ilmu yang didapat kepda teman-temannya. Karena sudah menjadi duta dari sekolah masing-masing, para peserta diminta untuk tidak hanya berhenti di ruangan tempat kegiatan saja. Namun diharapkan bisa menyebarkan ilmu yang sangat bermanfaat itu ke wilayah yang lebih luas.
“Bisa diajarkan ke teman-temannya atau lingkungannya jadi tidak hanya berhenti di sini. Serap materi yang diberikan sebanyak mungkin dan sebarkan,” tuturnya.
Ketua RPS Khoirul Huda mengucapkan terimakasih atas fasilitas tempat yang luar biasa. Pada kegiatan ini, kata dia, RPS mengundang 20 lebih sekolah, yang biasanya hanya 30 an peserta, hari ini pesertanya lebih banyak.
“Kegiatan didukung penuh oleh SIG, perusahaan sangat peduli pada pendidikan, bukan hanya ambil SDA nya tapi juga peduli dengan peningkatan SDM generasi muda di Tuban,” ujarnya.
Kenapa harus sekolah fakta? Huda menjelaskan selama ini RPS sering menggelar diklat jurnalistik. Sedangkan saat ini adalah tahun politik yang banyak informasi bertebaran sedangkan kebenaran atas informasi tersebut masih perlu dipastikan.
“Ini sebagai tanggungjawab kami sebagai jurnalis. Sebagai fungsi kontrol dan edukasi, sehingga kami ingin mengajak para siswa untuk belajar bersama bagaimana mengecek fakta dan bermedia sosial yang bijak,” tambahnya.
Era saat, lanjut Huda, diterapkannya UU ITE banyak masyarakat yang belum memahami bagaimana bermedia sosial yang baik dan bijak. Bagaimana membedakan berita yang benar atau tidak. Banyak orang yang terjerat UU ITE karena aktifitasnya dalam bermedia sosial.
“Kami tidak ingin semakin banyak yang terjerat UU ITE karena ketidakfahamannya. Kami mengajak bagaimana menggunakan media sosial untuk hal-hal benar. Bagaimana juga dengan gadgetnya bisa mengetahui berita itu hoaks atau tidak dan bagaimana menangkalnya,” katanya.
Sementara itu, Senior Manager of Corporate Communication SIG GhoPo Tuban Setiawan Prasetyo meminta RPS tetap semangat dengan kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran. Termasuk dalam sekolah periksa fakta ini.
“Kami sangat mrndukung, karena momen jelng pemilu banyak berita bertebaran terkait calon yang belum tentu benar. Saya risih melihat hape, karena informasi-informasi itu. Ada yang menghujat, mengolok-olok dan sebagainya. Kita positif thinking saja, jangan negatif thinking,” pesannya.
Karena banyaknya informasi yang menyebar sebut dia, sulit dibedakan apakah informasi itu hoaks atau tidak. Sekolah periksa fakta ini menurut Iwan sangat penting. Sehingga bisa membedakan mana hoaks atau mana yang tidak.
“Anda sebagai peserta buktikan layak mewakili sekolah Anda, jangan pasif. Buktikan pada sekolah Anda bahwa tidak salah mengirimkan Anda. Ikuti dengan baik kegiatan yang sangat bermanfat ini. selalu positif thinking dan jadikan diri Anda berguna bagi lingkungan, bagi orang lain,” tutupnya. (dzi/rok)