TUBAN - Berbudaya keamanan digital menjadi kebutuhan masyarakat khususnya pelajar di Kabupaten Tuban. Sebab, dengan begitu akan tercipta perlindungan diri dari bahaya kejahatan digital.
Ada beberapa istilah dalam berbudaya keamanan digital yang harus diketahui pelajar, mulai dari malware, peretasan, impersonating, doxing, phising, hingga pelecehan/kekerasan digital.
“Dalam berbudaya keamanan digital ada aspek keamananya, seperti menjaga informasi dari orang tidak berhak mengakses, menolak akses, dan memastikan sumber informasi yang dibutuhkan,” ujar M. Abdurochim mentor keamanan digital dalam Sekolah Periksa Fakta dan Keamanan Digital di SMK Manbail Futuh Jenu, Senin (11/12/2023).
Rochim lalu bertanya kepada puluhan peserta dari beberapa sekolah di Kecamatan Jenu dan Tambakboyo, apakah akun kalian diretas?. Akun yang diretas memiliki ciri-ciri seperti, menerima email pemberitahuan login, bermasalah saat login, dibanjiri iklan spam, mendadak follow akun tak dikenal, dan memposting bukan dilakukan pemilik akun.
Pertanyaan pemateri direspon Abid Azkal Fikri dari SMK Manbail Futuh Jenu. Bagaimana jika akun mendos diretas, apa yang harus dilakukan?. Langkah pertama lanjut Rochim segera login dan hentikan sesi aktif perangkat yang tak dikenal, jika kesulitan laporkan ke penyedia layanan aplikasi.
Langkah kedua, segera ganti pasword yang lebih kuat dan unik dan aktifkan autentifikasi 2 langkah, periksa dan hapus izin aplikasi pihak ketiga di pengaturan akun, terakhir instal antivirus pada perangkat seluler.
“Apakah boleh memakai satu email dan pasword untuk semua akun medsos, pak,” timpal Anissa Fitria R. dari SMAN 1 Tambakboyo.
Pasword harus dikelola dengan baik agar sulit dihapal bagi peretas. Rochim memberi contoh Th0ny43211 dan yang paling penting mengganti pasword 6 bulan sekali.
Berikutnya, ada 5 langkah untuk mengamankan akun yaitu menutup permanen akun yang sudah tak digunakan, cek aplikasi yang terhubung ke medsos, menggunakan pasword yang beda dan unik setiap akun medsos, update aplikasi secara reguler, dan menggunakan email berbeda di setiap akun medsos.
Naila Arifatus Solikah dari SMKN Tambakboyo masih penasaran dengan tips keamanan digital. Dia masih kurang puas dengan beberapa langkah yang dijelaskan oleh pemateri.
Rochim lalu berbagi 10 tips keamanan digital, mulai software harus selalu terupdate, gunakan pasword kuat, jangan klik link, jangan bukan attachment, gunakan antivirus, enskipsi semua perangkat, lakukan autentifikasi dua langkah, pakai VPN, instal aplikasi hanya dari developer kredibel, dan back up data disarankan secara periodik.
Kegiatan RPS kali ini diapresiasi oleh Kepala SMK Manbail Futuh Jenu, Muhammad Maghfur Arifin. Ia menilai bahwa jurnalistik awalnya menjadikan kita sebagai objek atau pengguna, tapi hari ini kita menjadi bagian dari jurnalistik itu sendiri.
Peserta yang mengikuti kegiatan RPS adalah Gen Z, dan diharapkan tidak menjadi generasi strobery. Berhati-hatilah terhadap perkembangan terkenologi digital.
“Kuncinya teliti dan tidak mudah merespon pesan yang masuk di Handphone. Teknologi itu tergantung di tangan siapa penggunanya. Bisa menjadi baik dan menjadi tidak baik,” pesannya.
Ketua Ronggolawe Press Solidarity (RPS) Kabupaten Tuban, Khoirul Huda, S. Ag menyampaikan bahwa alasan kegiatan ini dilakukan RPS karena sebagaimana amanat UU 40 tahun 1999, bahwa pers atau jurnalis itu sendiri memiliki tugas untuk mengedukasi publik. Di samping itu tidak melupakan tugas pokoknya yaitu kontrol sosial, memberi informasi, dan menghibur.
“Maksimalkan ilmu periksa fakta dan keamanan digital hari ini. Dan berbagilah semampu kalian ke teman-teman dan keluarga,” pinta Huda.
Dengan mengusuk tajuk "Menjadi Pelajar Cerdas Digital dan Anti Hoaks" RPS bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Jatim Cabang Bojonegoro-Tuban, dan Kantor Kementrian Agama Tuban dalam menyelenggarakan kegiatan ini.
Di samping itu, disuport oleh PLN Nusantara Power Up Tanjung Awar-awar, Pt Pertamina Rosneft Pengolahan & Petrokimia (PRPP), PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), dan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI).