TUBAN - Datangnya musim penghujan, membuat biaya produksi kerupuk bawang di Kabupaten Tuban membengkak. Kondisi tersebut salah satunya dirasakan produsen kerupuk bawang di Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Rabu (06/12/2023).
Curah hujan tinggi sejak sepekan terakhir, membuat produksi kerupuk terganggu. Proses pengeringan kerupuk mentah yang pada musim kemarau mengandalkan panas sinar matahari, kini menjadi terhambat.
Agar tetap bisa memenuhi permintaan pelanggan, produsen harus mengeringkan kerupuk mentah menggunakan alat pengering atau oven. Kondisi ini membuat biaya produksi membengkak hingga 20 persen.
Produsen kerupuk bawang setempat, Nur Eko Prastyo mengaku, selama musim hujan biaya produksi kerupuk dipastikan membengkak. Pasalnya, produsen harus mengeluarkan biaya untuk membeli kayu bakar sebagai bahan bakar utama pemanas oven.
“Kalau musim penghujan biaya produksi jelas membengkak. Khususnya untuk kayu mas. Karena kerupuknya harus dioven, karena tidak ada panas,” jelasnya kepada JTV.
Untuk harga kerupuk mentah, produsen mematok harga Rp 15.000 per kilogram. Sedangkan untuk harga kerupuk siap makan, produsen mematok harga Rp 21.000 per kilogram.
Selain memasarkan kerupuk bawang di wilayah Kabupaten Tuban, produsen juga memasarkan kerupuknya sampai wilayah Lamongan dan Bojonegoro. (dic/rok)
› Potensi Daerah
› Tuban
› Viewer
› Viral
Terdampak Hujan, Biaya Produksi Kerupuk di Tuban Membengkak 20 Persen
jtvbojonegoro
Rabu, 06 Desember 2023, 16:36 WIB
Last Updated
2023-12-06T09:36:37Z