NGAWI - Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Tenaga Kerja (DPPTK) Kabupaten Ngawi mencatat, terjadi peningkatan jumlah warga yang bekerja ke luar negeri atau menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Selama tahun 2023 kemarin, sebanyak 1.676 warga yang berangkat menjadi PMI. Jumlah itu naik dibanding tahun 2022 sebanyak 1.609 warga.
Kepala Bidang Tenaga Kerja DPPTK Ngawi, Supriyadi mengatakan, minat warga Ngawi untuk bekerja keluar negeri sebagai PMI cukup tinggi. Diakuinya kebanyakan mereka yang bekerja sebagai pmi lulusan sma sederajat.
“Selama satu tahun terakhir peningkatan jumlah warga yang berangkat menjadi terjadi pada bulan Juni hingga September,” jelasnya kepada JTV, Rabu (24/01/2024).
Sedangkan untuk negara tujuan paling diminati yakni negara Taiwan, Hongkong, Malaysia, Korea, Jepang, Singapura, Arab Saudi. “Rata-rata bekerja di bidang formal seperti pabrik dan informal sebagai pembantu rumah tangga,” tegas Supriyadi.
Sementara itu, pada awal Januari 2024 ini sudah ada 96 warga Ngawi yang mulai melakukan kepengurusan ID salah satu syarat untuk bekerja keluar negeri.
Supriyadi menambahkan sebagai upaya mengurangi jumlah warga yang bekerja ke luar negeri, pihaknya terus menjalin komunikasi dengan sejumlah industri atau perusahaan yang ada di Ngawi dan daerah sekitar.
“Bahkan untuk tahun ini direncanakan akan ada 4 industri baru di Ngawi yang mampu menampung tenaga kerja mencapai 4 ribu tenaga lebih,” pungkasnya. (ito/rok)
Selama tahun 2023 kemarin, sebanyak 1.676 warga yang berangkat menjadi PMI. Jumlah itu naik dibanding tahun 2022 sebanyak 1.609 warga.
Kepala Bidang Tenaga Kerja DPPTK Ngawi, Supriyadi mengatakan, minat warga Ngawi untuk bekerja keluar negeri sebagai PMI cukup tinggi. Diakuinya kebanyakan mereka yang bekerja sebagai pmi lulusan sma sederajat.
“Selama satu tahun terakhir peningkatan jumlah warga yang berangkat menjadi terjadi pada bulan Juni hingga September,” jelasnya kepada JTV, Rabu (24/01/2024).
Sedangkan untuk negara tujuan paling diminati yakni negara Taiwan, Hongkong, Malaysia, Korea, Jepang, Singapura, Arab Saudi. “Rata-rata bekerja di bidang formal seperti pabrik dan informal sebagai pembantu rumah tangga,” tegas Supriyadi.
Sementara itu, pada awal Januari 2024 ini sudah ada 96 warga Ngawi yang mulai melakukan kepengurusan ID salah satu syarat untuk bekerja keluar negeri.
Supriyadi menambahkan sebagai upaya mengurangi jumlah warga yang bekerja ke luar negeri, pihaknya terus menjalin komunikasi dengan sejumlah industri atau perusahaan yang ada di Ngawi dan daerah sekitar.
“Bahkan untuk tahun ini direncanakan akan ada 4 industri baru di Ngawi yang mampu menampung tenaga kerja mencapai 4 ribu tenaga lebih,” pungkasnya. (ito/rok)
Ikuti berita terkini JTV Bojonegoro di Google News