BOJONEGORO - Suasana berbeda terlihat di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo Kabupaten Bojonegoro, Kamis (04/01/2024) pagi. Salah satunya seperti yang terlihat di bawah Jembatan Sosrodilogo, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro.
Warga beramai-ramai datang untuk menangkap ikan mabuk yang menepi di pinggir sungai. Meski menggunakan tangan kosong maupun peralatan seadanya, seperti jaring, tombak, namun dengan mudah ikan bisa ditangkap.
Berbagai jenis ikan bisa didapat warga, seperti wader, keting jambal serta berbagai jenis ikan air tawar yang lain. Setiap warga bisa mendapatkan hingga lima kilo gram ikan. Bahkan jika beruntung, mereka bisa mendapatkan ikan berukuran besar.
Menurut warga, fenomena ini terjadi setiap tahun saat debit air bengawan solo naik pertama kali setelah musim kemarau. Warga meyakini ikan penghuni sungai mabuk karena harus menyesuaikan kondisi air yang tiba-tiba berubah keruh. Perburuan ikan mabuk ini biasa disebut “pladu” atau “munggut”.
“Kalau musim pladu ini ikan mabuk naik di minggi semua mas. Jadi kita dengan mudah bisa menangkapnya. Ini fenomena tahunan, saat awal musim hujan,” jelas Abidin, warga setempat kepada JTV.
Keramaian warga yang menangkap ikan mabuk juga terlihat di bawah Jembatan Kaliketek dan Jembatan Glendeng Bojonegoro.
Menurut warga, fenomena hanya berlangsung sehari hingga dua hari. Setelah itu ikan-ikan penghuni bengawan solo tidak akan muncul lagi ke permukaan sampai pergantian musim berikutnya. (lim/rok)
Warga beramai-ramai datang untuk menangkap ikan mabuk yang menepi di pinggir sungai. Meski menggunakan tangan kosong maupun peralatan seadanya, seperti jaring, tombak, namun dengan mudah ikan bisa ditangkap.
Berbagai jenis ikan bisa didapat warga, seperti wader, keting jambal serta berbagai jenis ikan air tawar yang lain. Setiap warga bisa mendapatkan hingga lima kilo gram ikan. Bahkan jika beruntung, mereka bisa mendapatkan ikan berukuran besar.
Menurut warga, fenomena ini terjadi setiap tahun saat debit air bengawan solo naik pertama kali setelah musim kemarau. Warga meyakini ikan penghuni sungai mabuk karena harus menyesuaikan kondisi air yang tiba-tiba berubah keruh. Perburuan ikan mabuk ini biasa disebut “pladu” atau “munggut”.
“Kalau musim pladu ini ikan mabuk naik di minggi semua mas. Jadi kita dengan mudah bisa menangkapnya. Ini fenomena tahunan, saat awal musim hujan,” jelas Abidin, warga setempat kepada JTV.
Keramaian warga yang menangkap ikan mabuk juga terlihat di bawah Jembatan Kaliketek dan Jembatan Glendeng Bojonegoro.
Menurut warga, fenomena hanya berlangsung sehari hingga dua hari. Setelah itu ikan-ikan penghuni bengawan solo tidak akan muncul lagi ke permukaan sampai pergantian musim berikutnya. (lim/rok)